Berita Subulussalam
Teror Harimau di Subulussalam Makin Meresahkan, Polisi Minta BKSDA Tembak Bius
Kapolres AKBP Qori meminta pihak BKSDA segera mengupayakan senapan bius untuk menangkap harimau.
Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Kapolres AKBP Qori meminta pihak BKSDA segera mengupayakan senapan bius untuk menangkap harimau.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Kapolres Subulussalam, AKBP Qori Wicaksono, telah menginstruksikan Kapolsek Sultan Daulat agar melakukan patroli guna mengamankan masyarakat.
Hal itu disampaikan Kapolres AKBP Qori Wicaksono kepada Serambinews.com, Rabu (26/2/2020) terkait keresahan masyarakat atas gangguan harimau yang berkeliaran ke permukiman penduduk.
Menurut Kapolres AKBP Qori Wicaksono perlindungan jiwa masyarakat tidak kalah pentingnya.
Oleh karena itu, polisi distanbykan untuk patroli dengan senjata laras panjang guna mengamankan jika harimau muncul.
Kapolres AKBP Qori mengaku sudah memanggil pihak BKSDA untuk menanyai seputar penanggulangan harimau sumatera yang sudah mengancam keamanan masyarakat.
• Penelitian: Membaca Erat Kaitannya dengan Melatih Otak dan Meningkatkan Daya Ingat
• Bentrokan di India Tewaskan 19 Orang, Menteri Dalam Negeri Sebut Bentuk Pencemaran di Depan Trump
• 3 Hari ke Depan Sebagian Aceh tak Hujan, Gelombang Capai 2,0 Meter, BMKG Keluarkan Peringatan Dini

Kapolres AKBP Qori mengatakan mereka selaku aparat pengamanan diinstruksikan menjaga keamanan masyarakat termasuk dari gangguan binatang buas.
Sementara saat ini di Singgersing masyarakat sangat resah dan merasa terancam akibat harimau yang terus berkeliaran ke permukiman penduduk.
Lantaran itu, Kapolres AKBP Qori meminta pihak BKSDA segera mengupayakan senapan bius untuk menangkap harimau.
Sebab jika tidak maka harimau dapat mencelakai manusia.
BKSDA diminta segera mendatangkan alat untuk menembak bius guna mengamankan serangan kepada manusia.
Sebab, sejauh memang harimau baru ternak yang dimangsa namun manusia juga bisa terancam.
”BKSDA kita minta segera datangkan alat untuk menembak bius.
Jangan sampai harimau ini menyerang manusia, ini akan berbahaya.
Masyarakat bisa marah. Kalau tak ada alat di Subulussalam minta dong ke Banda Aceh,” ujar AKBP Qori
Pada bagian lain, AKBP Qori menegaskan tim kepolisian yang turun ke lapangan menggunakan senjata tajam tujuannya menakuti harimau.
Namun, kata AKBP Qori jika sang harimau menyerang masyarakat di lokasi polisi terpaksa melakukan penembakan.
Sebab, kata Kapolres AKBP Qori polisi dalam hal ini memiliki tugas pengamanan.
Dalam sumpah polisi, tegas Kapolres AKBP Qori juga ada melindungi jiwa raga, harta benda dan aset manusia.
Karenanya, walau harimau hewan dilindungi tapi kalau membahayakan manusia, polisi menurut AKBP Qori mempunyai dekresi untuk membunuh.
Begitu juga jika membahayakan jiwa petugas kepolisian.
”Melindungi nyawa manusia lebih berharga.
Kami wajib melindungi manusia kalau membahayakan masyarakat atau petugas.
Makanya BKSDA harus segera mengatasi mmenangkap, silakan sediakan tembak bius.
Kalau tak ada anggaran silakan cari minta ke provinsi jangan gara-gara ini masyarakat jadi korban,” tegas AKBP Qori.
Kapolres menyatakan polisi tidak memiliki kewenangan menembak bius, namun jika membahayakan manusia karena ada petugas di lokasi dengan terpaksa dapat ditembak mati
Masyarakat Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam makin resah oleh kawanan harimau Sumatera.
Harimau yang dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae ini berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkebunan setempat.
“Terus terang kami makin terancam karena harimaunya tiap malam turun ke kampong,” kata Nasution, warga Desa Singgersing kepada Serambinews.com, Rabu (26/2/2020)
Menurut Nasution, kasus terakhir terjadi Selasa (25/2/2020) malam, kawanan harimau masuk ke permukiman penduduk dan menerkam sapi milik Rama warga di Desa Singgersing.
Meski tidak sempat memangsa habis, namun tubuh bagian punggung dekat leher ternak sapi terluka parah akibat cakaran dan gigitan sang raja hutan itu.
Padahal, kandang ternak milik Rama berada persis dekat rumahnya yang tak jauh dari jalan nasional.
Masuknya harimau kembali dan nekat menerkam ternak di dekat rumah membuat masyarakat di Singgersing makin resah.
Apalagi, sebelumnya, harimau juga masuk ke permukiman penduduk dan dikabarkan membuat beberapa ekor kambing di sana hilang.
Harimau masuk hanya 25 meter dari rumah penduduk.
Sementara di kasus terakhir posisi harimau hanya belasan meter dari rumah penduduk.
Masalahnya pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) belum melakukan tindakan penangkapan dalam rangka menanggulangi harimau yang makin meresahkan.
Padahal dengan aksi harimau di permukiman penduduk berpotensi mencelakai manusia.
Warga mendesak pihak BKSDA segera bertindak sebelum adanya korban manusia.
”Jangan sampai ada korban jiwa manusia dulu baru bertindak.
Sekarang memang baru ternak yang diterkam tapi ini membuat warga ketakutan karena membahayakan manusia,” ujar warga
Sebelumnya, masyarakat di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam sampai sekarang masih dalam kecemasan akibat teror harimau sumatera yang berkeliaran hingga ke permukiman penduduk.
Terkini, kawanan harimau kembali muncul ke permukiman warga dan menyerang sapi.
"Malam ini datang lagi dan serang sapi warga," kata Nasution salah seorang warga Desa Singgersing kepada Serambinews.com, Selasa (25/2/2020).
Menurut Nasution, harimau muncul ke permukiman penduduk malam ini sekitar pukul 19.30 WIB.
Tak tanggung-tanggung, binatang buas itu masuk ke permukiman penduduk dan merusak kandang ternak sapi warga di sana.
Harimau datang dan berusaha menerkam sapi ternak warga yang tak jauh dari rumahnya itu.
Padahal di dekat kandang ada pemilik dan berada di sekitar rumah.
Akibat terkaman harimau, tubuh bagian punggung sapi terluka parah.
Luka berada persis di bagian dekat leher atau kaki pangkal kaki depan.
Sementara tujuh ekor lainnya lari terbirit-birit ke depan rumah warga menghindari terkaman satwa dilindungi itu.
Sampai sekarang menurut Nasution dua ekor sapi warga masih hilang diduga ketakutan dna lari ke hutan. Sebelumnya sapi milik Rama ini berjumlah 11 ekor.
Dua pekan lalu dua ekor sapi ini diterkam sang raja hutan itu. Lalu, tiga hari kemudian satu ekor lagi sapi Rama kembali di mangsa.
Kini, sapi Rama tinggal delapan ekor.
Malam ini sang harimau kembali menerkam dan melukai sapi milik Rama dan dua ekor lainnya hilang.
Berdasarkan informasi sejak sebulan terakhir harimau terus berkeliaran di permukiman penduduk.
Dalam dua pekan terakhir harimau makin menjadi-jadi.
Sang harimau muncul antara pukul 19.00-21.00 WIB.
Sementara pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam hanya sebatas turun menyalakan mercon dan mendatangkan pawang.
Sayangnya upaya ritual pawang ternyata tidak mampu mengusir sang harimau sehingga saban malam masuk ke permukiman penduduk.
Kini warga mulai gerah dan mendesak pihak BKSDA untuk segera menanggulangi aksi harimau.
Pasalnya akibat harimau membuat warga ketakutan berusaha. Tidur pun warga mengaku tak nyaman.
Warga mengingatkan pihak BKSDA untuk tidak menunggu jatuhnya korban jiwa oleh aksi harimau di sana.
"Pihak BKSDA jangan tunggu ada korban manusia.
Harimau ini sudah sangat meresahkan sekarang sudah di samping rumah. Ini bahaya, kami minta jangan sampai ada korban jiwa," tegas warga
Harimau sumatera kembali masuk ke permukiman penduduk di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Senin (24/2/2020) malam ini.
Sejumlah ternak kambing warga dilaporkan ikut dimangsa sang raja hutan itu.
Ajeng, salah seorang masyarakat Desa Singgersing yang dikonfirmasi Serambinews.com mengatakan harimau tersebut diperkirakan masuk ke permukiman penduduk sekitar pukul 19.30 WIB tadi.
Posisi harimau makin dekat ke rumah penduduk hanya hitungan puluhan meter. "Sudah makin dekat harimaunya, paling 20-an meter," kata Ajeng kepada wartawan
Ajeng mengaku mereka sangat ketakutan akibat teror harimau di desa tersebut.
Pasalnya dalam beberapa hari terakhir berkeliaran dan makin mendekat.
Sementara aksi pengusiran belum berhasil.
Warga berharap agar pihak berenang segera mengambil langkah sigap menghalau kawanan harimau sebelum mencelakai manusia.
Sebelumnya laporan harimau masuk kembali ke permukiman penduduk disampaikan Jakarsi Ketua Badan Permusyawaratan Kampong (BPK) Desa Singgersing.
Bahkan Jakarsi dengan beberapa warga sempa menyisir jejak telapak kaki harimau yang masih baru. Tampak ada bekas penyeretan yang diperkirakan ternak warga.
"Malam ini masuk lagi harimaunya.
Ini kami di lokasi, ada bekas jejak kaki.
Ada juga kayanya bekas seretan mungkin kambing," terang Jakarsi seraya menyampaikan riual pengusiran dilakukan pawang sepertinya tidak berdampak apapun.
Tim Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam telah melakukan pengusiran terhadap harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang beberapa waktu lalu berkeliaran di perkebunan hingga permukiman masyarakat Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat.
Pengusiran dilakukan dengan bantuan ritual pawang harimau yang didatangkan oleh BKSDA ke lokasi.
Staf BKSDA Aceh wilayah II Subulussalam, Zainal Wahyudi yang konfirmasi Serambinews.com, Senin (24/2/2020) mengatakan pengusiran melalui proses ritual yang dipimpin pawang harimau.
Pawang harimau bernama Sarwani Sabi alias Kek Carwani memimpin doa dalam prosesi ritual.”Pakai jasa pawang harimau.
Pawang ini sudah terkenal sampai ke luar Aceh,” kata Zainal
Dikatakan, proses ritual dilakukan antara lain dengan cara menanam pohon asam kecombrang atau kincung alias Cikala dalam bahasa setempat di lokasi kebun masyarakat yang jejaknya harimau ditemukan serta sekitar ternak dimangsa.
Akar pohon kecombrang diasapi dulu dengan kemenyan lalu ditanam.
Selain itu turut pula digelar doa bersama di kebun penduduk.
Sejauh ini, kata Zainal mereka belum mendapatkan laporan apakah harimau masih berkeliaran atau telah mereda.
Pihak BKSDA menurut Zainal sedang memantau dan menunggu laporan masyarakat apakah sudah aman dan harimau tidak lagi berkeliaran di perkebunan penduduk sebagaimana sebelumnya terjadi.
Zainal menambahkan berdasarkan pengalaman sebelumnya, ritual ampuh mengusir harimau.
Sarwani ini menurut Zainal merupakan satu-satunya sosok pawang harimau yang kerap dipakai jasanya oleh BKSDA.
Bukan hanya Aceh, Sarwani juga telah beberapa kali melakukan ritual pengusiran harimau hingga ke Riau.
Karenanya, pihak BKSDA berharap agar harimau yang selama ini meresahkan penduduk di Desa Singgersing juga akan kembali ke habitatnya.
Ketika ditanyai berapa individu harimau sumatera yang berkeliaran di perkebunan atau dekat permukiman penduduk, Zainal mengaku belum mendapat informasinya.
Hanya saja jumlah pasti yang dia peroleh satu individu.
Sementara laporan masyarakat berbagai versi termasuk adanya yang mengabarkan jumlah harimau dua individu.
”Kalau laporan masyarakat ada dua individu,” terang Zainal.
Sebelumnya, aparat kepolisian sektor Sultan Daulat menggelar patrol ke Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam untuk mengusir kawanan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkebunan setempat.
”Mulai tadi malam personel kita turunkan ke lokasi yang diduga didatangi kawanan harimau,” kata Kapolres Subulussalam, AKBP Qori Wicaksono kepada Serambinews.com, Sabtu (22/2/2020).
Menurut Kapolres AKBP Qori, personel kepolisian patroli berseragam lengkap dengan senjata laras panjang untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat di sana.
Tujuannya untuk mengusir kawanan harimau dari permukiman penduduk.
Selain polisi tampak juga aparat TNI di lokasi penampakan harimau sumatera.”Kita akan terus patrol sehingga masyarakat tidak resah,” ujar Kapolres AKBP Qori
Pantauan Serambinews.com di lapangan, tampak aparat kepolisian bersenjata laras panjang.
Pun demikian Kapolsek Sultan Daulat Iptu Didik Surya yang memimpin operasi tersebut. Selain itu sejumlah warga termasuk saksi mata yang melihat harimau juga ikut menunjukan lokasi penampakan binatang bertaring ini.
“Menurut informasi lokasi penampakan itu di sini,” kata Zainal Wahyudi, staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam. (*)