Bentrokan di India Tewaskan 19 Orang, Menteri Dalam Negeri Sebut Bentuk Pencemaran di Depan Trump
Bentrokan yang sudah berlangsung selama dua bulan terakhir, memuncak setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berada di India pada Senin
Bentrokan yang sudah berlangsung selama dua bulan terakhir, memuncak setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berada di India pada Senin (24/2/2020).
Laporan Agus Ramadhan
SERAMBINEWS.COM – Sebanyak 19 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam bentrokan antara kelompok pro dan kontra Undang-Undang Kewarganegaraan Baru di New Delhi, India.
Bentrokan yang sudah berlangsung selama dua bulan terakhir, memuncak setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berada di India pada Senin (24/2/2020).
Sumber Reuters mengatakan bentrokan terjadi lagi di berbagai wilayah di timur laut Delhi pada hari Selasa (25/2/2020).
Bentrokan itu meletus tidak jauh dari tempat Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi bertemu untuk mengadakan pembicaraan.
Ibu kota India telah menjadi fokus kerusuhan terhadap Undang-Undang Kewarganegaraan Baru.
• 3 Hari ke Depan Sebagian Aceh tak Hujan, Gelombang Capai 2,0 Meter, BMKG Keluarkan Peringatan Dini
• IOC: Olimpiade Tokyo 2020 akan Dibatalkan Jika Virus Corona tidak Terkontrol
• Liga Dangdut Indonesia (LIDA), Peserta dari Aceh Ica Masih Bertahan, Tampil Jumat Malam di Indosiar
Seorang pejabat di Rumah Sakit Al-Hind di New Delhi mengatakan dua pria telah meninggal dan lebih dari 200 orang terluka telah dirawat di sana.
Sementara itu, pejabat rumah sakit dari Rumah Sakit Guru Teg Bahadur mengatakan ada 15 pasien dalam kondisi kritis
Ia menambahkan total sudah 19 orang tewas dalam bentrokan itu.
Saluran TV India menunjukkan asap besar membumbung tinggi dari ban yang telah dibakar oleh para massa.
Para saksi mata menyaksikan gerombolan massa menggunakan kayu dan batu di jalan-jalan, di tengah insiden pelemparan batu.
Polisi menggunakan gas air mata dan granat asap untuk membubarkan kerumunan massa pelempar batu.
Menteri Dalam Negeri India, G Kishan Reddy mengatakan bahwa bentrokan yang terjadi adalah bentuk sebuah konspirasi untuk mencemarkan nama baik India di depan Trump.
Pasalnya, saat ini Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sedang di India.