Suami Istri Profesor

Tetesan Air Mata Warnai Pengukuhan Gelar Profesor untuk Pasangan Suami Istri di Kampus Unsyiah

Karena untuk pertama kalinya dalam 58 tahun usia Kampus Unsyiah sebagai 'Jantong Hatee Rakyat Aceh', ada dua dosen berstatus suami istri yang dikukuhk

Editor: Ansari Hasyim
For serambinews.com
Prof Dr Khairul Munadi dan istrinya, Prof Dr Fitri Arnia 

Karena berani melepaskan posisi dan gaji besar di perusahaan terkenal untuk menjadi akademisi di Unsyiah yang pendapatannya hanya 1/12 kali gaji sebelumnya.

Tapi KM bergeming, rupiah dan dolar tidak menguburkan niat dan semangatnya untuk menjadi salah satu dosen di Unsyiah.

Begitulah tahun 1999, hati KM berbunga-bunga karena ia resmi diterima sebagai dosen di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Unsyiah

Kesungguhannya menjadi akademisi dibuktikan dengan keberhasilannya memperoleh beasiswa untuk melanjutkan S2 dan S3 ke Tokyo Metropolitan University, Jepang.

Di bidang pengolahan sinyal atau citra digital, dari tahun 2002 hingga tahun 2007.

KM bahkan sempat menjalani posdoktoral di universitas yang sama hingga tahun 2008.

Fokus risetnya tentang image processing serta ketertarikannya pada knowledge Management dan aplikasinya untuk kebencanaan mengantarkannya beberapa kali berkesempatan meneliti kembali di luar negeri, seperti di Belanda, Jepang, Turki, serta berinteraksi dengan banyak peneliti asing.

Seperti kebanyakan akademisi lain di Unsyiah, KM aktif berkutat dalam kegiatan tridarma.

Ia rajin meneliti dan memublikasikan hasil penelitiannya dalam bentuk buku, prosiding seminar, bahkan artikel dalam jurnal bereputasi internasional.

Ia juga kerap mendapatkan berbagai hibah penelitian, mulai lokal, nasional dan internasional.

Karyanya mencakup 1 paten nasional, 1 paten nasional terdaftar, 1 buku, dan 61 Judul publikasi terindeks Scopus.

KM juga terpilih menjadi salah satu promotor dalam program beasiswa nasional Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

KM berkiprah pula dalam penguatan kelembagaan di kampus.

Ia dipercaya untuk mengoordinatori upaya TDMRC Unayiah dalam memperoleh status Pusat Unggulan Iptek (PUI), dan juga terlibat dalam upaya Unsyiah memenangi hibah program World Class Professor (WCP) tahun 2018 dan 2019 dari Kemenristekdikti.

Selain itu, melalui TDMRC Unsyiah ia juga terlibat dalam inisiatif Kerja Sama Selatan-Selatan Indonesia untuk pertukaran sumber daya, teknologi, dan pengetahuan antara negara-negara berkembang yang juga dikenal sebagai Indonesian South-South Cooperation.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved