Persiraja Mania
Bang Doli, Kurang Bisa Melihat, Tapi Pendukung Setia Hingga Pemijat Pemain Persiraja, Ini Kisahnya
Ya, di balik keterbatasannya yang kurang bisa melihat, ia adalah pendukung setia Persiraja hingga pemijat pemain klub berjuluk 'Lantak Laju' ini.
Ya, di balik keterbatasannya yang kurang bisa melihat, ia adalah pendukung setia Persiraja hingga pemijat pemain klub berjuluk 'Lantak Laju' ini.
Laporan Syamsul Azman | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Nama aslinya Edwar, namun orang lebih mengenalnya dengan panggilan Bang Doli.
Ia anak dari pasangan Shamaun dengan almarhum Nurhayati yang dilahirkan di Sibreh, Aceh Besar.
Pria ini tak asing, apalagi bagi manajemen Persiraja Banda Aceh.
Ya, di balik keterbatasannya yang kurang bisa melihat, ia adalah pendukung setia Persiraja hingga pemijat pemain klub berjuluk 'Lantak Laju' ini.
Namun bagaimana kisahnya dulu hingga ia bergabung bersama Persiraja Banda Aceh.
• Pemain Pinjaman dari Arema Malang Ini Mulai Latihan Bersama Persiraja, Durasi Pinjaman Setahun
Kepada Serambinews.com, Selasa (3/3/2020), Bang Doli mengaku sewaktu kecil ia kerap menjadi korban ejekan teman karena keterbatasan penglihatannya itu.
Begitu pun, Bang Doli pernah bersekolah, namun hanya sampai kelas empat SD.
Ia menuruti permintaan adik ibunya untuk berhenti sekolah.
Adik ibunya itu pada saat tersebut juga guru di tempat ia bersekolah.
Bang Doli sering diejek atau bahasa sekarang korban bullying.
• Ini Daftar Pemain Persiraja yang Jadi Korban pada Laga Perdana Melawan Bhayangkara FC
Ia pernah diludahi oleh teman-teman, menjadi bahan tertawaan, kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari orang sekitarnya.
Tahun 2018 ia mulai ikut meramaikan Persiraja Banda Aceh.
Presiden Persiraja Banda Aceh, Nazaruddin Dek Gam, yang memintanya untuk memijat pemain yang keletihan seusai berlatih.
“Disuruh pijat anak-anak, saya ikhlas demi Persiraja, Lantak Laju,” jelasnya dengan tertawa.
Bukan hanya pemain daerah yang dipijat Bang Doli, para pemain asing, seperti Vanderlei, Samir Ayass, Adam Mitter, juga pernah dipijatnya.
Namun karena keterbatasan kemampuannya berbahasa Inggris, para pemain asing memanggilnya dengan bahasa isyarat.
• Jelang Laga Tandang Lawan Madura United, Tri Rahmad Priadi Siap Berikan yang Terbaik unuk Persiraja
“Mereka memanggil, Bang Doli massage massage dengan memegang betis,” kata Bang Doli memperagakan.
Kesetiaan Bang Doli terhadap Persiraja tak perlu diragukan lagi.
Lelaki ini mengenang pernah sekali waktu ia terjatuh di atas panggung tribun saat menyemangati tim Persiraja yang sedang bermain.
Tetapi kemudian ia kembali berdiri dan tetap menyemangati tim idolanya itu.
Ia sangat bersyukur atas dirinya, atas kekurangannya, atas semua ejekan dan semua pandangan negatif terhadapnya dulu.
Ia bangga bisa meramaikan Persiraja dengan segala keterbatasannya.
“Bang Doli sangat bersyukur, bisa diajak Presiden Persiraja untuk bergabung di sini bersama pemain.
Banyak di luar sana pasti ingin seperti Bang Doli, bisa ikut Persiraja.
Namun Bang Doli yang diberikan kesempatan, padahal Bang Doli tidak sekolah, tidak bisa apa-apa, selain mijat,” ujarnya.
Di balik nama Doli
Edwar juga menceritakan kisah di balik namanya yang akrab dipanggil Bang Doli.
Menurutnya, nama Doli berawal sebutan seorang Cina kepadanya.
Kala itu, ia membantu pekerja proyek Krueng Aceh, orang Cina tersebut memanggilnya Doli karena melihat matanya sipit.
Sejak itu, ia akrab dengan panggilan Doli.
“Dulu mereka yang panggil Doli karena mata saya sipit, karena panggilan itu, Bang Doli terkenal dari Sabang sampai Merauke,” jelasnya sambil tertawa.
Ia juga menjelaskan ketika itu pekerja proyek tersebut menawarkan pengobatan mata Bang Doli ke Singapura.
Namun Bang Doli mengaku menolak karena merasa sakit yang ia miliki sudah bawaan sejak lahir.
Begitu pun, ia mengatakan sangat mensyukuri atas pemberian Allah kepadanya, karena masih banyak orang lain yang tidak bisa melihat.
“Ada ditawarkan berobat ke Singapura, tapi Bang Doli menolak.
Bang Doli ikhlas dengan keadaan seperti ini, karena orang lain banyak yang tidak bisa melihat, saya masih bersyukur masih bisa melihat, meski agak sulit,” jelasnya tersenyum.
Tahun 2016, Bang Doli ikut turnamen olahraga disabilitas di Bandung.
“Dulu tahun 2016 ada ikut olahragaorang disabilitas di Bandung, lempar lembing, cakram, tolak peluru, tapi tidak menang,” kenangnya. (*)