RSUCM Siapkan Tiga Ruangan Isolasi, Antisipasi Virus Corona
Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Aceh Utara sudah menyediakan tiga ruangan isolasi serta kelengkapan alat lainnya
LHOKSUKON – Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Aceh Utara sudah menyediakan tiga ruangan isolasi serta kelengkapan alat lainnya, untuk mengantisipasi bila ada pasien yang terjangkit dengan virus corona. Langkah itu dilakukan setelah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI menjadi RS rujukan kedua di Aceh.
“Ini penunjukan nasional. Di Aceh hanya dua, kita (RSU Cut Meutia Aceh Utara) dan RSU Zainoel Abidin,” ungkap Kabid Pelayanan Medik RSUCM, dr Abdul Mukti yang juga Sekretaris Tim Kesiap-siagaan penanganan Covid-19, Corona. Dulu, kata Mukti, RSUCM juga pernah ditunjuk oleh Kemenkes untuk penanganan flu burung.
Selain itu, lanjutnya, kelengkapan alat di RSU Cut Meutia juga lumayan lengkap. “Setelah penunjukkan itu kita koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh dan Aceh Utara. Kemudian kita persiapkan ruang isolasi tekanan negatif,” ujar Mukti.
Tiga ruangan isolasi juga sudah dilengkapi dengan tiga ranjang. Jadi satu ruangan memang harus satu ranjang. Karena, pasien yang terjangkit corona tidak hanya virus tersebut, tapi ada penyakit lain sehingga jangan sampai ketularan pasien lainnya. Untuk itulah, perlu disiapkan ruangan tekanan negative supaya virusnya tidak berkembang. Selain itu, ruangan tersebut juga sudah dilengkapi dengan ventilator, monitor, exhaust fan, syringe pump, infuse pump, dan oksigen sentral.
“Selain itu, kita juga sudah memiliki alat pelindung diri (APD) sebanyak 30 set bantuan dari Dinas Kesehatan Aceh. Kemudian di dalam ruangan isolasi tersebut ada ruangan jenazah khusus, karena langsung kita mandikan di situ. Mudah-mudahan tidak ada kasus tersebut di tempat kita. Ini hanya untuk antisipasi,” ujar dr Mukti.
Disebutkan, ruangan isolasi tersebut berada di dekat Unit Gawat Darurat (UGD) agar memudahkan tidak jauh ketika dipindahkan ke ruangan isolasi. “Untuk tenaga medis kita sudah lengkap. Sudah ada tiga dokter paru. Kalau terjadi pada anak-anak, kita juga miliki delapan dokter anak,” katanya.
Kemudian, RSUCM juga sudah memiliki 10 dokter penyakit dalam. Lalu, yang berhubungan dengan laboratorium juga sudah dokter patologi kliniknya tiga orang, dan satu lagi radiologi yang bertugas saat rontgent.
Menurut Sekretaris Tim kesiap-sigaan Penanganan Corona RSU Cut Meutia, jika ada pasien tersebut maka untuk biaya penanganan pasien tersebut ditanggung oleh negara, bukan dari BPJS Kesehatan. “Gejalanya biasanya deman tinggi, batuk-batuk, dan sesak nafas,” katanya. Dalam penanganan nantinya pihaknya berkoordinasi dengan dinas kesehatan.
Ditambahkan, sebelumnya pihaknya juga sudah melakukan simulasi terhadap petugas medis dan pelatihan kepada mereka secara internal. “Sudah kami lakukan berbagai tahapan persiapan untuk mengantisipasinya. Namun, kita berharap mudah-mudahan tidak ada kasus tersebut di tempat kita,” harap dr Abdul Mukti.(jaf)