Satu Harimau yang Berkeliaran Cedera
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengkonfirmasi data harimau yang berhasil ditangkap dalam operasi penyelamatan
SUBULUSSALAM - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengkonfirmasi data harimau yang berhasil ditangkap dalam operasi penyelamatan di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Kamis lalu. Hal itu disampaikan dalam siaran pers yang dikirim Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto alias Egi kepada Serambi, Sabtu (7/3/2020).
Berdasarkan siaran pers BKSDA, harimau yang diselamatkan berjenis kelamin betina. Selain satu yang ditangkap dengan perangkap, BKSDA melaporkan masih tiga harimau yang berkeliaran. Data ini diperoleh BKSDA atas hasil rekaman kamera trap di lokasi konflik harimau dengan manusia beberapa waktu terakhir.
Berdasarkan pengecekan kamera trap, terdeteksi tiga harimau yang terdiri atas satu induk dan dua pradewasa yang salah satunya cedera pada bagian kaki. Cacat tersebut diduga akibat terkena jeratan. "Nah, karena cedera, harimau tersebut cenderung mencari mangsa yang mudah diburu terutama ternak warga," ujar Agus Arianto.
Selain itu, lokasi konflik harimau tersebut terisolir di pemukiman dan perkebunan masyarakat. Ini menjadi dasar untuk menyelamatkan harimau yang cedera dan melakukan tindakan penyelamatanuntuk ditranslokasi ke habitat yang lebih baik. Selanjutnya, dalam melakukan rescue tersebut telah dipasang kandang jebak pada 26 Februari 2020.
"Dan 6 Maret 2020, salah satu harimau tersebut berhasil ditangkap. Dari hasil pengecekan, individu harimau berjenis kelamin betina dalam kondisi sehat dan berada di dalam kandang jebak," paparnya.
Agus Arianto menambahkan, saat ini tim dokter hewan yang terdiri dari tim medis satwa BKSDA Aceh didampingi dokter wewan dari FKL dan PKSL FKH Unsyiah akan melakukan penanganan medis terhadap harimau, termasuk screening kesehatan untuk persiapan kelayakan translokasi. Sampai saat ini, harimau di dalam kandang jebak dijaga oleh BKSDA Aceh bersama petugas lainnya sambil menunggu evakuasi.
Pada bagian lain, Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto mengajak masyarakat Kota Subulussalam dan sekitarnya untuk tidak memasang jerat, guna melindungi satwa liar seperti harimau Sumatera. "Kami perlu imbau warga jangan memasang jerat. Karena berdasarkan laporan salah satu kawanan harimau yang selama ini berkeliaran di Subulussalam terluka akibat jerat," kata Agus Arianto, Jumat (6/3/2020).
Menurut Agus, hal ini pula dinilai menjadi pemicu mengapa harimau tersebut berkeliaran di sekitar permukiman penduduk. Adapun harimau yang mengalami lukas jerat belum tertangkap dan diperkirakan anaknya. "Nah, akibat kondisi luka di kaki menyebabkan ruang gerak harimau terbatas. Jadi induk harimau harus memenuhi kebutuhan makan sang anak. Sehingga sang harimau bisa saja masuk perkampungan atau pertanian warga," jelasnya, dan menyebut jerat harimau dapat memicu kepunahan satwa tersebut. (lid)