Opini
Menata Even Wisata Aceh
Ekspresi "Aceh has a lot to offer to tourists" bukan lagi menjadi rahasia umum bagi masyarakat di luar Aceh, baik potensi wisata alam
RAHMADHANI, M.BUS
Kabid Pemasaran dan Promosi Dinas Parawisata dan Kebudayaan Aceh
Ekspresi "Aceh has a lot to offer to tourists" bukan lagi menjadi rahasia umum bagi masyarakat di luar Aceh, baik potensi wisata alam, budaya, sejarah, kuliner, gaya hidup Islami, agro, dan adventur. Hal ini menjadi penyemangat bagi masyarakat Aceh khususnya milenial Aceh untuk mempersiapkan diri dan berperan sebagai pelaku industri pariwisata melalui jiwa entrepreneurship dan semangat 4.0.
Calendar of Event (COE) Aceh 2020 yang berisikan ragam atraksi wisata berbasis budaya dan alam sepanjang tahun 2020 sudah diluncurkan oleh Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Peluncuran itu sebagai pertanda Aceh siap dikunjungi oleh setiap wisatawan untuk mengeksplorasi, tidak hanya pesona alam dan budaya Aceh, tetapi juga pesona atraksi wisata sesuai COE Aceh 2020.
Bertema "Aceh Hebat melalui Ragam Pesona Wisata 2020", COE Aceh 2020 menjadi salah satu komponen penting lainnya untuk terus memantapkan positioning Aceh sebagai "World's Best Halal Cultural Destination" dan sebagai Destinasi Wisata Halal Unggulan (Standar Indonesia Muslim Travel Index-IMTI) 2019 melalui pelibatan seluruh stakeholder, khususnya Pemerintah kabupaten/kota, pelaku industri, pariwisata dan milenial Aceh melalui semangat "Aceh Incorporated" dan Era Digital 4.0.
COE Aceh 2020 yang berhasil dirangkum berasal dari beberapa sumber, seperti Disbudpar Aceh, SKPA, Pemerintah kabupaten/kota dan komunitas yang memiliki kepedulian dalam mempromosikan pesona wisata daerah, yang terbagi dalam dua segmen, yaitu Top 10 Event Aceh 2020 dan 100 Event Unggulan Aceh 2020.
Khusus Top 10 Event Aceh, seperti Aceh Culinary Festival, Aceh Diving Festival, Festival Saman, Festival Ramadhan, Banda Aceh Coffee Festival, Aceh Sumatera Expo, Islamic Fashion Festival, Leuser Int'l Rafting Championship, Pacuan Kuda Tradisional dan Festival Pulau Banyak. Tiga di antaranya masuk dalam 100 Calendar of Wonderful Indonesia 2020 (Kemenparekraf RI), yaitu Aceh Culinary Festival (Banda Aceh, 7-10 Agustus), Aceh Diving Festival (Sabang, 10-11 Oktober) dan Festival Saman Gayo Lues (Gayo Lues, 8-9 November).
Peluncuran COE Aceh 2020 bertujuan untuk memantapkan branding "The Light of Aceh" atau "Cahaya Aceh" kepada wisatawan, meningkatkan awareness tentang Aceh kepada wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak dikunjungi, mempromosikan Aceh sebagai destinasi wisata yang aman dan nyaman, memperkenalkan ragam atraksi wisata yang akan digelar sepanjang tahun 2020.
Juga mendukung pelaku industri pariwisata dalam menyusun paket wisata tematis 2020, membangun komitmen Pemerintah kabupaten/kota sebagai Chief Executive Officer (CEO) dalam memperkenalkan daerah mereka masing-masing sebagai destinasi wisata yang ramah wisatawan, dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Aceh (number of tourist, length of stay, spending).
Semangat 6C
Penyelenggaraan atraksi wisata adalah salah satu komponen penting dalam memajukan dan mempromosikan branding wisata Aceh "The Light of Aceh", selain ketersediaan dua komponen penting lainnya, yaitu aksesibilitas dan amenitas di destinasi wisata.
Aceh dengan ragam pesona wisata alam dan budaya serta penyelenggaraan atraksi wisata yang terangkum melalui Calendar of Event telah menjadi memori dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan dengan segala keunikan, pesona sejarah, dan kejadian tsunami di masa lalu.
Tentu saja penyuguhan atraksi wisata yang terangkum dalam calendar of event haruslah selektif, atraktif, berkarakter daerah dan berbasis 6C atau nilai (value): Creative Value, Cultural Value, Commercial Value, Communication Value, Community Value, dan Consistency/CEO Commitment.
Creative value; Atraksi wisata yang akan digelar harus bernilai kreatif dan inovatif dengan melibatkan kaum milenial sebagai tim kreatif dengan tidak pernah meninggalkan nilai-nilai budaya Aceh melalui penampilan atraksi seni budaya Aceh yang Islami.
Cultural value; Atraksi wisata yang sarat dan kental dengan nilai-nilai tradisi Aceh yang berbudaya Islami sebagai media pemeliharaan, penguatan dan promosi wisata, sekaligus menghindari terjadinya komersialisasi budaya Aceh atau "commercialization of culture" dengan melibatkan pelaku budaya sebagai tim kreatif.
Commercial value; Even yang akan digelar harus memiliki nilai komersial/ekonomi dalam upaya menciptakan added value, competitivenes dan purchasing power oleh masyarakat melalui transaksi ekonomi dari even yang digelar, seperti Aceh Culinary Festival, Sabang Int'l Freediving Competition, Festival Ramadhan, dan lain-lain. Tentu saja kegiatan tersebut harus dikurasi dengan baik.
Communication value; Setiap even wisata yang akan digelar harus memiliki nilai komunikasi melalui strategi publikasi yang baik dalam rangka viralisasi dan membangun awareness wisatawan untuk berkunjung, baik publikasi selama pra even, maupun selama on even dalam rangka memeriahkan even tersebut melalui pelibatan tim media dan digital volunteer.
Community value; Pelibatan komunitas dalam merancang, memeriahkan, dan melaksanakan sebuah even adalah sebuah keniscayaan dalam upaya mengasah kreativitas dan membangun "sense of belonging" dari even yang akan digelar melalui pelibatan stakeholder terkait, seperti millennial Aceh, komunitas sepeda, dan lain-lain.
Consistency/CEO Commitment; Konsistensi penyelenggaraan even yang menarik, unik dan tepat waktu menjadi pertimbangan untuk terus digelar, baik sebagai even tahunan, dua tahunan, maupun lima tahunan, seperti Pekan Kebudayaan Aceh, sehingga wisatawan siap untuk menghadirinya kembali. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari komitmen dan dukungan Pemerintah dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan penganggaran.
Ekspresi "Aceh has a lot to offer to tourists" sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat di luar Aceh, baik potensi wisata alam, budaya, sejarah, kuliner, gaya hidup Islami, agro, dan adventur. Hal ini menjadi penyemangat bagi masyarakat Aceh khususnya "Milenial Aceh" untuk mempersiapkan diri dan berperan sebagai pelaku industri pariwisata melalui jiwa entrepreneurship, dan semangat 4.0.
Kunjungan wisatawan ke Aceh pada 2019 meningkat dibandingkan pada 2018, yaitu mencapai 2.636.916, terdiri 2.529.879 wisnus dan 107.037 wisman. Sementara, kunjungan wisatawan ke Aceh pada 2018 mencapai 2.498.249, terdiri 2.391.968 wisnus dan 106.281 wisman (Data Disbudpar Aceh, 2020).
Target kunjungan wisatawan 2020 adalah tiga juta wisnus dan 150 ribu wisman. Hal ini pasti akan tercapai bila semua stakeholder yang tergabung dalam "Aceh Incorporated" saling mendukung dan bersinergi dalam mempromosikan Aceh melalui semangat "Like, Love and Share Aceh" dan branding wisata "The Light of Aceh". Semoga!