Berita Luar Negeri

PSK China Tidak Mengaku dari China, Akibat Virus Corona dari Wuhan 

Para Pekerja Seks Komersial ( PSK) China kudu bersiasat agar tidak kehilangan pelanggan karena identitas "China" yang mereka bawa

Editor: Muhammad Hadi
ANADOLU AGENCY/STRINGER
Petugas memeriksa kesehatan seorang warga di Guangzhou, China, Rabu (22/1/2020). China saat ini sedang menghadapi serang virus yang dikenal sebagai "2019-nCoV". Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan pada 2019 dan kemudian ditularkan dari orang ke orang. 

SERAMBINEWS.COM - Dampak virus corona turut meliputi dunia prostitusi.

Para Pekerja Seks Komersial ( PSK) China kudu bersiasat agar tidak kehilangan pelanggan karena identitas "China" yang mereka bawa.

Di Selandia Baru contohnya, para PSK China mengganti identitasnya dengan tidak mencantumkan negara asalnya.

Mereka menggantinya dengan Korea, Jepang, atau "Asia" dalam iklan online mereka.

"Saya tidak menyebutkan bahwa saya orang China, dan saya menawarkan diskon besar, tapi klien tetap menghindari kami seolah-olah kami adalah virusnya," kata seorang PSK asal China, dikutip dari New Zealand Herald.

Mahkamah Agung Batalkan Aturan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan 100 Persen

Wanita yang enggan disebut namanya itu mengatakan dia telah mengganti kewarganegaraannya ke "Asia" dalam beberapa direktori seks online.

Meski begitu, pendapatannya tetap menurun sekitar separuh dari biasanya, dalam dua minggu terakhir.

"Bisnis sedang surut dan tidak pernah seburuk ini sebelumnya," ungkapnya.

VIDEO - Pantai Lhok Mee Aceh Besar Yang Indah Kini Dipercantik Jembatan Pelangi

Padahal wanita itu adalah penduduk Selandia Baru dan belum kembali ke Negeri "Tirai Bambu" dalam delapan tahun terakhir.

Namun tetap saja kliennya tidak peduli, dan melihatnya sebagai "orang dari Wuhan", tempat virus corona yang mematikan itu berasal.

Catherine Healy, seorang aktivis hak-hak PSK di Selandia Baru, mengatakan ini adalah "masa yang sangat mengkhawatirkan bagi pekerja seks".

"Kami prihatin dengan kemampuan orang memghindari virus ini dan bertahan secara finansial," kata Healy pada New Zealand Herald.

Dalam Undang-Undang Reformasi Prostitusi 2003, hanya warga negara dan penduduk Selandia Baru yang diizinkan bekerja di industri seks.

Polres Bireuen Tangkap 11 Tersangka Kasus Sabu & Satu Tersangka Perkara Ganja, Ini Identitas Mereka

Pilih-pilih klien

Persoalan berbeda dihadapi Lisa Lewis, seorang PSK terkemuka di Selandia Baru.

Kepada New Zealand Herald, Lisa mengungkapkan dia melakukan tindakan pencegahan agar tidak tertular virus corona, dengan melakukan skrining klien.

"Saya memberi tahu klien bahwa mereka tidak dapat melakukan pemesanan jika mereka batuk, sakit tenggorokan, atau gejala pilek dan flu."

"Semua klien saya minta membersihkan diri setelah memegang uang," tutur Lisa.

Zinatul Mirajiah, Sarjana Ilmu Komputer yang Hobi Membaca

"Saya minta mereka mandi di depan saya di mana saya meletakkan sabun yang telah saya beli untuk memastikan kebersihannya terjaga, dan saya tidak mencium klien."

Lebih lanjut, Lisa juga merasa kasihan pada para PSK China, karena banyak dari mereka lahir di Selandia Baru dan bahkan mungkin tidak pernah ke China.

"Saya merasa mereka telah didiskriminasi."

"Saya merasa sangat kasihan pada mereka, tapi mungkin juga ini sebabnya mereka berlindung di negara lain."

VIDEO - Kebakaran Hanguskan 20 Hektare Lahan Di Kecamatan Tripa Makmur Nagan Raya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dampak Virus Corona: PSK China Enggan Mengaku dari China", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved