Luar Negeri
Kim Jong Un Tak Pakai Masker Awasi Latihan Perang Korea Utara, Corona Telah Bunuh 180 Tentara Korut
Dalam gambar yang dirilis media pemerintah, Kim yang memakai jubah cokelat, topi hitam, memantau jalannya latihan menggunakan teropong.
SERAMBINEWS.COM, PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, terlihat tidak mengenakan masker saat mengawasi latihan perang di tengah wabah virus corona.
Dalam gambar yang dirilis media pemerintah, Kim yang memakai jubah cokelat, topi hitam, memantau jalannya latihan menggunakan teropong.
Sementara di sebelahnya dilansir Daily Mirror Selasa (10/3/2020), stafnya juga memantau latihan Korea Utara, namun mengenakan masker.
"Latihan perang" itu mencakup peluncuran senjata yang nampaknya seperti rudal balistik jarak pendek, uji coba kedua dalam sepekan terakhir.
Kantor berita KCNA memberitakan, Kim Jong Un bergabung bersama dengan komandan Tentara Rakyat Korea, dan menyuarakan "kepuasannya".
"Tujuan dari latihan serangan adalah melihat kesiapan dari garda depan untuk melakukan serangan balasan secara cepat," ujar KCNA.
Kabar itu terjadi di tengah kabar virus corona yang membunuh 180 tentara Korut, memunculkan dugaan bahwa virus sudah menyerang negara itu.
Berdasarkan laporan Daily NK yang mengutip sumber internal militer, terdapat banyak sekali jenazah yang harus mendapat disinfektan dan dikremasi.
Selama ini, Korea Utara bersikukuh mereka bebas dari virus corona, di mana otoritas setempat menerapkan kebijakan ketat sebagai bentuk pencegahan.
Di antaranya adalah memperketat perbatasan, dan memaksa setiap diplomat hingga pekerja asing untuk menjalani karantina selama satu bulan.
Namun berdasarkan keterangan sumber, virus yang menyebabkan penyakit dengan nama resmi Covid-19 itu dilaporkan sudah menyebar.
Pakar meyakini, sistem kesehatan di negara komunis itu tidak siap menghadapi SARS-Cov-2, dengan adanya ketakutan bahwa penyebarannya bakal berdampak destruktif.
Karena itulah, pakar memercayai otoritas Korut sengaja tidak memublikasikan kemungkinan adanya Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh corona.
Dalam laporan yang dibuat korps medis Korut, terdapat 180 tentara yang meninggal sepanjang Januari dan Februari dengan gejala yang mirip virus corona.
Kebanyakan dari pasukan yang meninggal akibat Covid-19 adalah mereka yang berjaga di perbatasan China.