Berita Aceh Tamiang

Masjid Baiturahman di Aceh Tamiang, Masjid Peninggalan Perang Dunia yang Mulai Rapuh

Masjid Baiturahman di Kampung Rimbasawang, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang memang tidak secantik dulu

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Masjid Baiturahman di Kampung Rimbasawang, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Dinding papannya mulai lusuh. Cat kuning dipadu hijau memudar, di beberapa bagian sudah keropos, khas bangunan tua.

Masjid Baiturahman di Kampung Rimbasawang, Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang memang tidak seindah dulu.

Daya tariknya tergerus usia yang diperkirakan sudah mencapai 90 tahun atau bisa saja lebih.

Yang jelas, warga setempat sepakat mengatakan masjid ini sudah ada di era 1930-an, di mana terjadinya Perang Dunia II.

Di masanya, masjid ini merupakan salah satu yang terindah dan terbesar.

Tak heran bila hingga kini Baiturrahman masih bertahan dan terus disinggahi jamaah.

“Di tahun 1950-an, saat saya masih anak-anak, ini masjid terindah di Rimbasawang,” kata Imam Dusun, Amiruddin yang mempertegas keberadaan masjid ini sudah ada sejak 1930-an, Selasa (10/3/2020).

Gempa Sukabumi, 93 Rumah Rusak di Bogor, Salah Satunya Ambruk, Sejumlah Warga Tertimpa Puing Rumah

Puluhan tahun berselang, masjid ini tetap menjadi titik sentral masyarakat Rimbasawang beribadah.

Situasinya tentu sudah berubah. Populasi penduduk yang terus bertambah tidak diikuti perluasan areal masjid.

Alhasil, ruangan yang diperkirakan 9x9 meter itu tak mampu menampung jamaah, khususnya di shalat jumat, tarawih dan lebaran.

Dua Sepeda Motor Milik Warga Simeulue Dibakar OTK, Ini yang Ditemukan di TKP

“Kalau shalat jumat memang sudah tidak tertampung lagi, untungnya kami sempat membuat teras. Jadi sebagian shalat di teras,” lanjutnya.

Bukan tak ada niat warga merenovasi masjid berkubah satu itu.

Warga malah sudah mengumpulkan dana secara swadaya untuk meningkatkan kapasitas masjid.

Tapi niat ini terkendala dengan status masjid yang berdiri di areal HGU sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Beberapa kali usulan warga ke manajemen perusahaan tidak pernah mendapat tanggapan.

“Zaman saya saja sudah tiga kali ajukan usulan, tapi tidak ada tanggapan,” sambungnya.

Camat Tenggulun, Dede Winata menambahkan terbatasnya kapasitas masjid ini sudah diakali dengan menambah bangunan teras.

Namun penambahan ini tidak berarti banyak karena tetap tidak mampu menampung jamaah.

VIDEO - Protes Aktivitas Bus Sekolah Ambil Penumpang Umum, Sopir Bus di Bireuen Datangi Dishub

“Dibangun melalui swadaya masyarakat. Jadi sekarang itu kapasitasnya bisa 175 orang, tetap belum memadai,” kata Dede.

Setitik harapan muncul ketika Bupati Aceh Tamiang, Mursil melakukan inspeksi ke Kantor Camat Tenggulun, awal Maret lalu.

Dalam pertemuan dengan seluruh datok penghulu (kepala desa) di kecamatan itu, usulan merenovasi masjid pun disuarakan.

Mursil kemudian memosisikan dirinya sebagai orang pertama untuk mewujudkan peremajaan masjid bersejarah ini.

“Ini kan keperluan umat, saya merasa terpanggil untuk membantu warga karena memang kondisi masjidnya sudah tidak memadai. Jadi bukan lagi renovasi, kita butuh lahan untuk membangun masjid baru,” kata Mursil ketika dikonfirmasi, Selasa (10/3/2020).

Langkah pertama yang dilakukannya sebagai ketua tim ialah membangun komunikasi dengan pemegang HGU yang berdomisili di Medan.

Begini Cara Samidan Selamatkan Diri dari Terkaman Buaya, Kakinya Luka 28 Jahitan

Setelah terjadi kesepakatan, Mursil memimpin tim yang terdiri atas camat, datok penghulu dan perwakilan masjid bertemu pemegang HGU di Medan, Kamis (5/3/2020) malam lalu.

Sempat terjadi dialog yang terbilang alot, karena pemegang HGU sedikit keberatan untuk melepaskan HGU berukuran 60x60 meter dan harus menebang sekira 15 batang pohon sawit.

Belakangan pemegang HGU bersedia memberikan areal itu di lokasi yang pohonnya tidak subur.

“Alhamdulillah beliau setuju dengan catatan akan membahasnya dengan pemegang saham lain.

Ini jelas langkah awal yang baik untuk mendukung masyarakat kita memiliki masjid,” kata Mursil.

Dia menambahkan pihak perusahaan tidak perlu takut terbebani biaya pembangunan masjid.

Karena pembangunan didanai secara swadaya oleh masyarakat. (*)

Suami Tinggalkan Istri Saat Terjaring Razia di Langsa, Pura-pura Hendak Kencing Lalu Kabur, Ternyata

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved