Saat Dunia Sedang Berantas Wabah, Perusahaan Ini Bayar Rp 65 Juta Bagi yang Rela Diinfeksi Corona

Orang-orang yang rela untuk diinfeksi akan dibayar senilai 3.500 Poundsterling atau sekitar Rp 65 juta.

Editor: Amirullah
Kolase Google/Fresh Daily
Ilustrasi - Saat dunia sedang memberantas wabah, perusahaan ini justru membayar orang senilai Rp 65 juta untuk diinfeksi virus Corona. 

Para peserta akan menjalani serangkaian pemeriksaan selama waktu itu.

Pemeriksaan meliputi uji usap nasofaring dan tes darah.

Semua jaringan kotor yang terinfeksi virus juga akan dikumpulkan.

Nantinya, obat-obatan dan vaksin yang paling efektif akan digunakan pada pasien virus Corona sesungguhnya.

Apes! Dikira Laptop, Yang Diambil Maling Ini Ternyata Celana Dalam Wanita, Aksinya Terekam CCTV

Laga Persiraja Vs Madura, Fakhrurrazi Kuba Banjir Pujian Disebut Man of The Match, Ini Profilnya

Kisah Seorang Ayah Pengendara Ojol Mencari Keadilan atas Kecelakaan yang Menewaskan Putri Kecilnya

()

Ilustrasi. (Fresh Daily)

Para perawat dan dokter yang terlibat harus menggunakan pakaian pelindung dan ventilator saat bekerja di laboratorium.

Namun, sebelum percobaan dimulai, Hvivo perlu mendapatkan lampu hijau dari Badan Pengawas Obat dan Produk Kesehatan Inggris.

Sebab, 35 kandidat vaksin telah terdaftar oleh WHO, tanpa nama Hvivo tercantum.

Ditambah, percobaan ini adalah bagian dari perlombaan sedunia senilai 2 miliar US dolar (sekitar Rp 28,67 triliun) untuk menemukan vaksin virus yang mematikan, terutama untuk orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang buruk.

Sebelumnya, perlombaan serupa pernah dimenangkan oleh Sanofi, perusahaan farmasi asal Perancis yang membuat vakin flu tahun 2019.

Sanofi mendapat imbalan senilai 1,6 miliar Poundsterling (sekitar Rp 29 triliun).

Oleh karena itu, Cathal Friel, Direktur Eksekutif perusahaan induk Hvivo, Open Orphan, mengatakan bahwa perusahaannya akan berada di garis depan untuk berjuang melawan wabah.

Selain Hvivo, para ilmuwan di Seattlre juga meminta sukarelawan sehat untuk berpartisipasi dalam percobaan selama 14 bulan.

Studi yang diluncurkan oleh Moderna Therapeutics tersebut akan dimulai pada akhir April 2020.

The Wall Street Journal melaporkan, para peserta tidak perlu dikarantina.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved