Berita Subulussalam
Teror Harimau Sumatera Belum Mereda di Subulussalam, Giliran Desa Bawan Jadi Sasaran
Kabar terkini, sang raja rimba itu muncul ke dekat permukiman penduduk di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Penulis: Khalidin | Editor: Nur Nihayati
Kabar terkini, sang raja rimba itu muncul ke dekat permukiman penduduk di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Konflik antara manusia dengan hewan yakni harimau sumatera di Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam hingga kini belum mereda.
Kabar terkini, sang raja rimba itu muncul ke dekat permukiman penduduk di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Informasi aksi kawanan harimau yang masih berkeliaran ke dekat permukiman penduduk dan pindah ke Desa Bawan itu diposting salah seorang mantan anggota DPRK Subulussalam Rasumin Pohan.
Rasumin memposting rekaman dan foto yang bekas jejak kaki harimau sumatera di areal perkebunan dekat permukiman penduduk.
Tak hanya bekas jejak kaki, dalam postingan yang diunggah tujuh jam lalu juga menunjukan jereken mengalami kerusakan seperti bekas gigitan atau cakaran.
• Kasrem 012/TU Tinjau Pemadaman Karhutla di Nagan Raya
• Dinas Perpustakaan Gelar Pertemuan Dengan Keuchik dan Pengelola Perpustakaan di Aceh Besar
• Wali Kota Banda Aceh Launching Aplikasi Tapping Box untuk Optimalkan Penerimaan Pajak
Sehari lalu pengakuan serupa juga disampaikan Pak Kandong Maha, salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Sultan Daulat.
Pak Kandong Maha mengaku jika masyarakat di Bawan kini menjadi ketakutan akibat harimau yang muncul kembali ke daerah itu.
Sebelumnya, akhir 2019 lalu kawanan harimau juga masuk ke permukiman penduduk namun berhasil diusir pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dengan menggunakan jasa pawang Sarwani Sabi alias Carwani.
Kepala Seksi Wilayah II Subulussalam, BKSDA Hadi Sofyan yang dikonfirmasi Serambinews.com membenarkan adanya laporan soal harimau mulai masuk ke dekat permukiman penduduk di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat.
Atas hal itu, tim BKSDA yang selama dua pekan terakhir bercamp di Desa SInggersing dalam kasus serupa diterjunkan ke Desa Bawan. Setelah dicek, ternyata benar adanya jejak kaki harimau di sekitar Desa Bawan.
HAdi Sofyan mengatakan jika timnya baru menemukan jejak kaki satwa dilindungi itu. Dia membantah adanya ternak warga di Desa Bawan yang dimangsa harimau tersebut. Terkat dengan kasus ini, BKSDA menurut Hadi Sofyan akan memasang kamera trap di lokasi yang dilaporkan guna melacak individu harimau terkait.”Jejak ada memang, kalau ternak belum ada dimangsa, kita akan pasang kamera trap di lokasi laporan itu,” ujar Hadi Sofyan
Sebagaimana diberitakan, dua pekan lalu harimau sumatera juga wara-wiri ke permukiman penduduk di Desa Singgersing Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam. Masyarakat pun makin resah oleh kawanan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkebunan setempat.
“Terus terang kami makin terancam karena harimaunya tiap malam turun ke kampong,” kata Nasution, salah seorang warga Desa Singgersing kepada Serambinews.com Rabu (26/2020)
Menurut Nasution, kasus terakhir terjadi Selasa (25/2/2020) malam, kawanan harimau masuk ke permukiman penduduk dan menerkam ternak sapi milik Rama warga di Desa Singgersing.
Meski tidak sempat memangsa habis, namun tubuh bagian punggung dekat leher ternak sapi terluka parah akibat cakaran dan gigitan sang raja hutan. Padahal, kandang ternak milik Rama berada persis dekat rumahnya yang tak jauh dari jalan nasional.
Masuknya harimau kembali dan nekat menerkam ternak di dekat rumah membuat masyarakat di Singgersing makin resah.
Apalagi, sebelumnya, harimau juga masuk ke permukiman penduduk dan dikabarkan membuat beberapa ekor kambing di sana hilang.
Harimau masuk hanya 25 meter dari rumah penduduk. Sementara di kasus terakhir posisi harimau hanya belasan meter dari rumah penduduk.
Masalahnya pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) belum melakukan tindakan penangkapan dalam rangka menanggulangi harimau yang makin meresahkan.
Padahal dengan aksi harimau di permukiman penduduk berpotensi mencelakai manusia. Warga mendesak pihak BKSDA segera bertindak sebelum adanya korban manusia.
”Jangan sampai ada korban jiwa manusia dulu baru bertindak. Sekarang memang baru ternak yang diterkam tapi ini membuat warga ketakutan karena membahayakan manusia,” ujar warga
Menurut Nasution, harimau muncul ke permukiman penduduk malam ini sekitar pukul 19.30 WIB. Tak tanggung-tanggung, binatang buas itu masuk ke permukiman penduduk dan merusak kandang ternak sapi warga di sana.
Harimau datang dan berusaha menerkam sapi ternak warga yang tak jauh dari rumahnya itu. Padahal di dekat kandang ada pemilik dan berada di sekitar rumah.
Akibat terkaman harimau, tubuh bagian punggung sapi terluka parah. Luka berada persis di bagian dekat leher atau kaki pangkal kaki depan.
Sementara tujuh ekor lainnya lari terbirit-birit ke depan rumah warga menghindari terkaman satwa dilindungi itu. Sampai sekarang menurut Nasution dua ekor sapi warga masih hilang diduga ketakutan dna lari ke hutan. Sebelumnya sapi milik Rama ini berjumlah 11 ekor. Dua pekan lalu dua ekor sapi ini diterkam sang raja hutan itu. Lalu, tiga hari kemudian satu ekor lagi sapi Rama kembali di mangsa.
Kini, sapi Rama tinggal delapan ekor. Malam ini sang harimau kembali menerkam dan melukai sapi milik Rama dan dua ekor lainnya hilang. Berdasarkan informasi sejak sebulan terakhir harimau terus berkeliaran di permukiman penduduk. Dalam dua pekan terakhir harimau makin menjadi-jadi. Sang harimau muncul antara pukul 19.00-21.00 WIB. Sementara pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam hanya sebatas turun menyalakan mercon dan mendatangkan pawang. Sayangnya upaya ritual pawang ternyata tidak mampu mengusir sang harimau sehingga saban malam masuk ke permukiman penduduk.
Kini warga mulai gerah dan mendesak pihak BKSDA untuk segera menanggulangi aksi harimau. Pasalnya akibat harimau membuat warga ketakutan berusaha. Tidur pun warga mengaku tak nyaman. Warga mengingatkan pihak BKSDA untuk tidak menunggu jatuhnya korban jiwa oleh aksi harimau di sana."Pihak BKSDA jangan tunggu ada korban manusia. Harimau ini sudah sangat meresahkan sekarang sudah di samping rumah. Ini bahaya, kami minta jangan sampai ada korban jiwa," tegas warga
Sebelumnya harimau sumatera kembali masuk ke permukiman penduduk di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Senin (24/2/2020) malam. Sejumlah ternak kambing warga dilaporkan ikut dimangsa sang raja hutan itu. Ajeng, salah seorang masyarakat Desa Singgersing yang dikonfirmasi Serambinews.com mengatakan harimau tersebut diperkirakan masuk ke permukiman penduduk sekitar pukul 19.30 WIB tadi. Posisi harimau makin dekat ke rumah penduduk hanya hitungan puluhan meter. "Sudah makin dekat harimaunya, paling 20-an meter," kata Ajeng kepada wartawan
Ajeng mengaku mereka sangat ketakutan akibat teror harimau di desa tersebut. Pasalnya dalam beberapa hari terakhir berkeliaran dan makin mendekat. Sementara aksi pengusiran belum berhasil. Warga berharap agar pihak berenang segera mengambil langkah sigap menghalau kawanan harimau sebelum mencelakai manusia.
Jakarsi Ketua Badan Permusyawaratan Kampong (BPK) Desa Singgersing juga melaporkan hal serupa. Bahkan Jakarsi dengan beberapa warga sempa menyisir jejak telapak kaki harimau yang masih baru.
Tampak ada bekas penyeretan yang diperkirakan ternak warga.
"Malam ini masul lagi harimaunya. Ini kami di lokasi, ada bekas jejak kaki. Ada juga kayanya bekas seretan mungkin kambing," terang Jakarsi seraya menyampaikan riual pengusiran dilakukan pawang sepertinya tidak berdampak apapun. (*)