Kakek Ini Sudah Beli Peti Mati dan Gali Liang Lahat Sendiri: Kalau Dipanggil Tuhan, Tinggal Masukkan

Selain itu ia telah menyiapkan tiga potongan kain mori dan liang lahat serta batu nisan untuk dirinya.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/DANI JULIUS
Mbah Mangun hidup seorang diri di pondok mungil di Kapanewon Lendah, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.(KOMPAS.COM/DANI JULIUS) 

"Sing durung ono teh karo gulo, nganggo nyepaki wong sing layat (yang belum siap itu teh dan gula, untuk mereka yang datang melayat nanti)," kata Mangun.

Sementara itu Waryadi (68), adik Mbah Mangun bercerita jika kakaknya sempat meminta anaknya untuk membelikan dia peti mati. Namun sang anak menolaknya.

“Peti itu meminta anaknya. (Tapi anaknya menolak dan bilang) kalau besok (meninggal) baru beli dan pakai (peti mati), tapi sendirinya (Mangun) marah. Akhirnya cari peti,” kata Waryadi.

Tak ingin repotkan keluarga

Mbah Mangun masih memiliki keluarga.

Namun ia memilih hidup sendiri agar tidak merepotkan keluarganya.

Dia memasang foto keluarga dan kerabatnya di dinding rumahnya.

Dengan bangga, Mbah Mangun bercerita jika dia memiliki dua anak, lima cucu, dan tiga cicit.

“Anakku dua perempuan semua. Puthuku (cucu saya) kerja di dealer.

Puthuku sudah bisa beli mobil sendiri. Anakku dulu sekolah musik,” kata Mangun.

Sang cucu pernah meminta Mbah Mangun untuk tinggal bersama.

Namun ia menolak dan memilih tinggal di lahan yang sama dengan adiknya.

“Dikon bali puthuku. Wah yo ora. Ning kene wae. Wis gawe jogangan (disuruh pulang cucu. Tidak mau. Di sini saja, saya sudah bikin liang),” kata dia.

Cucu Mbah Mangun juga menyediakan tempat tidur untuk kakeknya.

Tak hanya itu. Setiap bulan sang cucu juga mengirim uang dan sembako untuk kakeknya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved