Jelang dan Hari Pertama Lockdown di Malaysia Atas Virus Corona, Begini Kondisinya
Noor Hanina Binti Hassan atau sering disapa Nina mengungkapkan keadaan di satu titik lokasi tempatnya tinggal.

Seorang mahasiswi di Universitas Utara Malaysia, Noor Hanina Binti Hassan atau sering disapa Nina mengungkapkan keadaan di satu titik lokasi tempatnya tinggal.
Laporan Agus Ramadhan | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pemerintah Malaysia mengumumkan sejak hari ini, Rabu (18/3/2020) memutuskan untuk melakukan lokcdown di seluruh Negara Malaysia.
Keputusan itu diambil setelah mewabahnya virus corona atau Covid-19 di negara itu.
Seorang mahasiswi di Universitas Utara Malaysia, Noor Hanina Binti Hassan atau sering disapa Nina mengungkapkan keadaan di satu titik lokasi tempatnya tinggal.
Menurutnya, di lokasi itu tampak seperti bisa saja di hari pertama lockdown itu.
“Kelihatannya seperti biasa saja,” katanya saat dihubungi Serambinews.com, Rabu (18/3/2020).
• Patroli Tim Gabungan Temukan Banyak Pelajar di Warnet dan Game PS di Langsa
• Puluhan Pelanggar Busana, dan PNS Indispliner Terjaring Razia di Aceh Timur
• Polres Aceh Barat Ungkap Kasus Pencurian Rp 35 Juta, Uang Milik Aminah yang Direncanakan untuk Umrah
Mahasiswa semester akhir ini pun menceritakan bahwa dirinya baru saja kembali ke kampus enam minggu yang lalu.
“Jadi baru sebentar saja di kampus.
Tapi buat sekarang ini, seluruh aktivitas kampus distop,” ungkapnya.
Nina menambahkan aktivitas belajar akan dilanjutkan pada 1 April 2020 nanti secara online di rumah masing-masing.
“Ujian akhir juga dilakukan secara online dari rumah masing-masing,” kata mahasiswi yang pernah melakukan pertukaran pelajar di Unsyiah Banda Aceh ini.
Saat ditanya tentang keadaan di Malaysia di luar kampus tempatnya tinggal, Nina mengungkap secara umum setelah pengumuman yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia untuk melakukan lockdown, terjadi ‘panic buying’
“Beberapa hari sebelumnya ada panic buying gitu di pasar raya,” kata Nina.
Nina mengatakan, keluar sebuah pengumuman pada Selasa (17/3/2020) sore, yang menyatakan tidak diperbolehkan melakukan perjalanan menuju daerah lain.
“Keluar pengumuman yang kami tidak boleh bergerak dari satu negeri (provinsi) ke negeri (provinsi) lainnya,” katanya.
Jika ingin melakukan perjalanan itu, harus pergi ke kantor polisi untuk mengisi surat pernyataan.
“Jadi semalam, ramai yang panik dan berbondong ke kantor polisi,
sehingga kantor polisi itu penuh,” katanya.
Kemudian, pengumuan itu dicabut dan dibatalkan oleh otoritas setempat.
“Sekarang semua baik-baik saja, cuma semalam saja yang panik,” tambahnya.
Mengenai ketersedian makanan, Nina mengungkapkan bahwa ketersedian barang sudah mulai menipis akibat kepanikan untuk menimbun barang.
“Makanan (kami) baik-baik saja.
Tetapi ada toko tertentu yang tinggal sedikit lagi barangnya, karena ada orang yang memborong tanpa memikirkan yang lain,” ungkapnya.
Saat ditanya dirinya tidak pulang ke daerah asalnya, Nina mengatakan bahwa itu pilihan yang berat.
Pihak kampus sudah memberitahukan bahwa para mahasiswa bisa memilih jika mau tinggal di kampus atau pulang ke rumah.
“Cuma kalau sudah pulang, tidak bisa kembali lagi ke kampus,” katanya.
Nina adalah seroang mahasiswi asal Malaysia yang pernah melakukan pertukaran pelajar dengan Universitas Syiah Kuala pada tahun 2018 lalu.
Saat ini, dirinya sedang menempuh gelar sarjana di Universitas Utara Malaysia, Kedah, Malaysia. (*)