Corona di Aceh

Takut Tebar Corona, Warga Keluhkan Keberadaan Kalong di Pantai Jilbab Susoh, Juga Walet karena Kotor

keluhan ini disampaikan warga karena mereka khawatir atau takut kelelawar (Chiroptera) di Pantai Jilbab itu justru akan menyebar virus corona.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF
Ribuan kalong atau kelelawar besar hinggap pada sejumlah pohon cemara di lokasi wisata Pantai Jilbah, Desa Kedai Susoh, Kecamatan Susoh, Abdya. Warga mulai resah karena keberadaan kalong ini karena dikhawatirkan bisa menularkan virus Corona atau Covid 19. Foto direkam, Jumat (20/3/2020) 

Kemudian kembali pada sore hari pada pohon cemara di lokasi wisata yang ramai pengunjung itu.

Meskipun kelelawar bukan satu satunya penyebab penyebaran virus, Yasri Gusman mengatakan, keluhan masyarakat itu perlu mendapat respon pihak terkait.  

 “Tak ada maksud untuk menakut-nakuti, tapi  kita harus mewaspadai dan berjaga-jaga atau berhati hati saat mengunjungi lokasi pantai wisata Pantai Jilbab.

Masyarakat harus menggunakan masker dan membiasakan cuci tangan,” kata Ketua Tagana Abdya. 

Pengakuan beberapa pengusaha cafe di Pantai Jilbab bahwa kotoran kelelawar selain menebar bau menyengat, jika terkena tubuh manusia juga bisa gatal-gatal. 

Kotoran kalong kelelawar juga bisa mematikan pohon cemara di lokasi itu.

“Buktinya, sejumlah pohon cemara telah punah setelah menjadi tempat hinggap ratusan kalong,” kata Azwar, seorang pemilik kantin di Pantai Jilbab.

Sejumlah pohon cemara di Pantai Jilbab, Susoh menjadi tempat berteduh kalong dalam jumlah besar sejak 3 tahun lalu.

Sebelumnya, kalong tersebut hinggap pada pohon ketapang di lokasi kuburan umum, dekat dermaga Pelabuhan Susoh di Desa Padang Baru.   

Walet bikin kotor           

Sementara keluhan masyarakat terhadap burung walet di Kota Blangpidie, menurut Yasri Gusman, karena menebar bau.

Selain itu, kotoran walet dan burung sejenisnya membuat kotor totoar jalan dan teras toko di ‘kota dagang’ tersebut.

Soalnya, burung dalam jumlah besar ‘bermalam’ di sepanjang bentangan jaringan listrik dan telpon, kemudian meninggalkan kotoran pada totoar jalan.

“Jika kita berjalan malam hari, maka kotoran burung jatuh mengenai pakaian,” kata Ketua Tagana Abdya, itu.       

Seperti diketahui, kelelawar (Chiroptera) membuat warga menjadi cemas karena santer diisukan sebagai penyebab penyebaran Covid 19 di Wuhan, Cina.

Kemudian virus menyebar ke sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia.

Para ilmuwan Cina mengklaim bahwa Virus Corona  yang dimulai di Wuhan, disebabkan oleh kelelawar.

Pasalnya virus ini hanya ditemukan pada kelelawar buah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved