Berita Abdya

Warga Abdya Mulai Cemaskan Kelelawar Bisa Menularkan Covid-19, Bengini Pendapat Ahli

Sejumlah masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dilaporkan mulai cemas atau khawatir terhadap kalong atau kelelawar besar karena dinilai be

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF
Ribuan kalong atau kelelawar besar hinggap pada sejumlah pohon cemara lokasi wisata Pantai Jilbah, Desa Kedai Susoh, Kecamatan Susoh, Abdya, mulai dicemaskan warga karena diisukan bisa menularkan Covid 19. Foto direkam, Jumat (20/3/2020). 

Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Sejumlah masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dilaporkan mulai cemas atau khawatir terhadap kalong atau kelelawar besar karena dinilai berpotensi menularkan Virus Corona, termasuk burung walet.

Atas kekhawatiran ini, dr Suherdy SpPd, dokter ahli penyakit dalam pada RSUD Teungku Peukan Abdya dihubungi Serambinews.com, Jumat (20/3/2020) menjelaskan masyarakat tidak perlu mencemaskan terhadap keberadaan kelelawar, termasuk burung walet.  

Kelelawar dan burung walet diakui punya potensi virus, namun  jenisnya bermacam-macam. “Kemungkinan virus tersebut menular kepada manusia, jika disentuh atau dikonsumsi. Daerah kita kan tak ada yang memakai kelelawar,” katanya.

Lagi pula, kata dr Suherdy, sejauh ini belum ada bukti kalau kelelawar menularkan Covid 19 kepada manusia.

Sementara yang ditakutkan sekarang ini, penularan Virus Corona dari manusia ke manusia melalui sentuhan fisik.

“Makanya, sekarang ini pencegahan Virus Corona, salah satunya agar tidak bersetahan dengan orang yang dicuriagai Covid 10 atau dengan orang dengan riwayat perjalanan di daerah terjangkit Covid 19.   

Suherdy juga menjabat Ketua PIM Kabupaten Abdya itu mengaku kekhawatiran kelelawar dan burung walet bisa menularkan Covid 19 pernah ditanyakan salah seorang peserta  rapat koordinasi kewaspadaan dan antisipasi penyebaran virus corona di Aula Mapolres Abdya, Rabu (18/3/2020) lalu.    

“Sudah saya jelaskan apa yang saya ketahui,” katanya. 

Dalam rakor tersebut, dr Edo mengingatkan bahwa tidak mudah menetapkan sesorang terinfeksi Covid 19.

“Belum tentu semua demam, batuk dan pilek dikatakan suspect Corona. Seseorang masuk dalam PDP (orang dalam pemantauan) saja  harus diketahui riwayat berpergian dan kotak fisik dengan siapa di daerah yang sudah menular Covid 19, mutlak harus diketahui,” kata dr Suherdy.

Namun, diakui bahwa penderita DM, jantung, TB dan ginjal rentan terkena penularan Covid 19.         

Seperti dibertakan, seiring mewabah serangan Virus Corona di Indonesia sejak beberapa hari terakhir, warga mulai cemas terhadap keberadaan ribuan kalong (kelelawar besar) yang hinggap pada sejumlah pohon cemara di kawasan Pantai Jilbab, Desa Keude Susoh, Kabupaten Abdya.

Termasuk keberadaan burung walet dan sejenisnya di atas bangunan toko bertingkat di Kota Blangpidie. Bangunan ruko  bertingkat di ‘kota dagang’ itu sejak beberapa tahun terakhir  sudah berubah menjadi sarang burung walet.

Kelelawar (Chiroptera) membuat warga menjadi cemas karena santer diisukan sebagai penyebab penyebaran Covid 19 di Wuhan, China, kemudian menyebar ke sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia.

Masyarakat juga khawatir terhadap keberadaan burung walet (Collocalia Vestita) juga dikabarkan bisa menebar virus.

Para ilmuwan China mengklaim bahwa Virus Corona  yang dimulai dari Wuhan, disebarkan oleh kelelawar. Karena virus ini hanya ditemukan pada kelelawar buah.

Ketua Tagana (Taruna Siaga Bencana) Abdya, Yasri Gusman kepada Serambinews.com, Jumat (20/3/2020) mengaku menerima keluhan dari sejumlah warga terhadap kalong dalam jumlah besar pada pohon cemara di Pantai Jilbab Susoh, termasuk burung walet  dan sejenisnya di Kota Blangpidie

“Keluhan semakin meningkat sehubungan penyebaran Covid 19 di sejumlah daerah di Indonesia,” kata Yasri Gusman.  

Sebab, kelelawar, tersebut dikhawatirkan menebar Covid 19 sebagaimana diisukan di Wuhan, Cina, sebagai negeri asal Virus Corona. Masyarakat juga mulai khawatir keberadaan burung walet dan burung senjenisnya di Kota Blangpidie, ibukota Kabupaten Abdya.

Kelelawar dalam jumlah ribuan hinggap pada sejumlah cemara di kawasan wisata Pantai Jilbab, Susoh pada sore hari. Lalu, terbang jauh pada siang hari untuk mencari makanan, kemudian kembali pada sore hari pada pohon cemara di lokasi wisata yang ramai pengunjung itu.

Dari pengakun beberapa pengusaha café di Pantai Jilbab bahwa  kotoran kelelawar selain menebar bau menyengat, jika kotoran terkena tubuh manusia menimbulkan penyakit kulit,  gagal-gatal.

Kotoran kalong kelelawar juga bisa mematikan pohon cemara di lokasi. “Buktinya, sejumlah pohon cemara telah punah setelah menjadi tempat hinggap ratusan kalong,” kata Azwar, salah seorang pemilik kantin di Pantai Jilbab.

Sejumlah pohon cemara di Pantai Jilbab, Susoh menjadi tempat berteduh kalong dalam jumlah besar sejak 3 tahun lalu. Sebelumnya, kalong terbut hinggap pada pohon ketapang di lokasi kuburan umum, dekat dermaga Pelabuhan Susoh di Desa Padang Baru.            

Batasi Keramaian dan Antisipasi Virus Covid-19, RSUD Tgk Chik Di Tiro Sigli Tertutup Bagi Pengunjung

Demo Desak Pemulangan 49 TKA China di Kantor Imigrasi Kendari Berakhir Ricuh

Zulfikar Aziz Minta Keuchick Data Warga Pendatang, Antisipasi Penyebaran Covid-19

Sementara keluhan masyarakat terhadap burung walet di Kota Blangpidie, menurut Yasri Gusman, karena selain menebar bau, kotoran walet dan burung sejenisnya membuat kotor totoar jalan dan teras toko di ‘kota dagang’ tersebut.

Soalnya, burung dalam jumlah besar ‘bermalam’ di sepanjang bentangan jaringan listrik dan telpon, kemudian meninggalkan kotoran pada totoar jalan.

“Jika kita berjalan malam hari, maka kotoran burung jatuh mengenaikan pakaian,” kata Ketua Tagana Abdya, itu.      

Meskipun kelelawar bukan satu satunya penyebab penyebaran virus, Yasri Gusman mengatakan, keluhan masyarakat itu perlu mendapat respon pihak terkait. 

“Tak ada maksud untuk menakut-nakuti, tapi  kita harus mewaspadai dan  berjaga jaga atau berhati hati saat mengunjungi lokasi pantai wisata Pantai Jilbab. Masyarakat harus menggunakan masker dan membiasakan cuci tangan,” kata Ketua Tagana Abdya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved