Berita Lhokseumawe
Terdengar Suara Ledakan Saat Rumah di Lhokseumawe Terbakar, Ini Upaya Anggota DPRK
Saat kebakaran terjadi sempat terjadi ledakan. Namun hasil penyelidikan pihak kepolisian, ledakan tersebut berasal dari freon Air Conditioner (AC).
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nur Nihayati
Saat kebakaran terjadi sempat terjadi ledakan. Namun hasil penyelidikan pihak kepolisian, ledakan tersebut berasal dari freon Air Conditioner (AC).
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Satu unit rumah kontruksi kayu yang sedang ditempati Wagimin (65) di kawasan KP-3 Lhokseumawe, terbakar, Sabtu (21/3/2020) sekitar pukul 04.00 WIB.
Saat kebakaran terjadi sempat terjadi ledakan. Namun hasil penyelidikan pihak kepolisian, ledakan tersebut berasal dari freon Air Conditioner (AC).
Kapolres Lhokseumawe AKBP Ari Lasta Irawan, melalui Kapolsek Banda Sakti Iptu Irwansyah, menyebutkan, sesuai keterangan dari korban, api diperkirakan berasal dari puting rokok yang kemudian membakar sofa.
Kemudian api menyambar freon AC, selanjutnya terdengar ledakan. Api juga merambat ke gudang yang berisikan barang pecah belah dan mobil listrik mainan anak-anak.
• Virus Corona Merebak, Ini Saat yang Paling Tepat untuk Berhenti Merokok, Benarkah?
• Kebakaran di Bireuen, Tangan Seorang Pemuda Terluka Saat Menyelamatkan Barang Tetangganya
• Pandemi Corona Zam Zam Mubarak, Tunda Jual Kopi, Manfaatkan Resi Gudang
Namun tidak lama kemudian, empat unit pemadam kebakaran tiba ke lokasi.
Beberapa menit kemudian, api pun berhasil dipadamkan.
"Untuk Wagimin dan keluarganya tak perlu mengungsi. Karena yang terbakar hanya bagian ruang depan dan satu kamar.
Walaupun sejumlah peralatan rumah tangga ikut terbakar," ujar Ketua Tagana Lhokseumawe, Samsul Bahri.
Tidak lama setelah terjadi kebakaran, Anggota DPRK Lhokseimawe Nurul Akbari, langsung mendatangi lokasi kebakaran.
Selain mendengar curhat korban, politisi Gerindra itu juga menyerahkan sejumlah bantuan masa panik.
"Dengan bantuan yang kita berikan, sekurang-kurangnya dapat meringankan beban korban," pungkas Nurul Akbari.(*)