Corona di Aceh

Penumpang Bus Trans Koetaradja Menurun Signifikan di Tengah Antisipasi Virus Corona

Penurunan jumlah penumpang itu terjadi sejak dikeluarkannya instruksi Plt Gubernur Aceh untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Editor: Mursal Ismail
facebook Dishub Aceh   
Bus Trans Koetaradja saat berada di areal Terminal Batoh, Banda Aceh, Senin (16/12/2019) 

Penurunan jumlah penumpang itu terjadi sejak dikeluarkannya instruksi Plt Gubernur Aceh untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Laporan Agus Ramadhan | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH –  Bus Trans Koetaradja pada minggu ketiga bulan Maret 2020 menurun sangat signifikan.

Penurunan jumlah penumpang itu terjadi sejak dikeluarkannya instruksi Plt Gubernur Aceh untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. 

Begitu juga pembatasan kegiatan di luar rumah menyusul merebaknya virus corona baru-baru ini dan masih berlangsung.

Melansir dari akun facebook Dinas Perhubungan Aceh, Senin (23/3/2020), berdasarkan data people counting yang dirilis UPTD Trans Koetaradja, jumlah penumpang pada minggu ketiga bulan Maret 2020 terus menurun. 

Senin (16/3/2020) jumlah penumpang 3.972 orang dan terus menurun hingga Sabtu (21/3/2020) mencapai 1.570 orang.

DPRK Bener Meriah Sidak Gudang Bulog, Stok Beras Cukup 3 Bulan ke Depan

Satu PDP Meninggal Dunia, Polres Lhokseumawe Tutup Sementara Pelayanan SIM

Tidak Terlihat Seharian, Warga Langsa Kota Ini Ditemukan Meninggal Dunia Dalam Gudang

Bila dibandingkan dengan jumlah rata-rata pada situasi normal yang berkisar 5.687 penumpang.

Penurunan jumlah penumpang bus Trans Koetaradja dari hari normal mencapai 72,4 persen.

Kepala UPTD Trans Koetaradja, Al Qadri, memperkirakan jumlah penumpang bus terus mengalami penurunan.

Hal ini sejalan dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menghindari tempat keramaian dan mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak terlalu mendesak

Untuk masyarakat yang butuh beraktivitas di luar rumah dan menggunakan jasa bus Trans Koetaradja, Al Qadri mengimbau agar tetap menjaga kesehatan dan menerapkan social distancing atau saling menjaga jarak dengan penumpang lainnya.

Suasana Kota Banda Aceh pada hari ini, Senin (23/3/2020) terpantau lebih sepi dari biasanya.

Pemerintah Aceh mulai memberlakukan para pegawai PNS maupun kontrak untuk bekerja di rumah.

Beberapa warung kopi di kawasan Banda Aceh juga terpantau tutup.

Para pemilik warung kopi mengikuti intruksi dari pemerintah untuk mencegah penyebaran covid-19.

Pagi hingga menjelang siang tadi, dua reporter Serambinews.com, M Anshar dan Subur Dani berkeliling Kota Banda Aceh. 

Mereka memantau suasana pada hari pertama pemberlakuan aturan PNS dan tenaga kontrak boleh bekerja dari rumah.

Mengendarai motor trail, M Anshar menyusuri sejumlah ruas jalan di Banda Aceh.

Mulai dari kawasan Batoh, Beurawe, Kuta Alam, Peunayong, hingga lorong-lorong di Pasar Aceh.

Suasana di hampir seluruh kawasan yang dilalui terlihat lebih sepi dari biasanya.

Sementara itu, reporter Serambinews.com lainnya, Subur Dani melaporkan sejumlah warung kopi di Banda Aceh tutup setelah keluarnya instruksi Wali Kota Banda Aceh, Minggu kemarin.

Dhapukupi dan Budi Warkop yang terletak di kawasan Simpang Surabaya Banda Aceh adalah dua di antara warung kopi yang tutup. 

Biasanya kedua warkop terkenal di Banda Aceh ini buka 24 jam. 

Kedua warkop ini hanya tutup pada siang bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, atau ketika ada peristiwa penting lainnya.

Subur Dani yang juga menyiarkan langsung pantauannya ke Facebook, memperlihatkan maklumat Kapolri bernomor Mak/2/III/2020 tertanggal 19 Maret 2020 terkait pencegahan Covid-19, tertempel pada salah satu bagian di Warkop Dhapukupi.

Tukang parkir warung kopi itu yang bernama Iyit asal Tebing Tinggi, Sumatera Utara, menjelaskan warung kopi yang terletak di Simpang Surabaya ini mulai ditutup pada Senin pagi (23/3/2020).

“Ditutup karena corona, biasanya ramai tiap hari,” jelas Iyit.

Mengenai kapan warung akan kembali dibuka, ia tidak mengetahui karena para pekerjanya sudah pulang ke daerah masing-masing.

“Belum tahu kapan akan kembali dibuka, karena para pekerja sudah pulang kampung semua,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pemilik warung kopi tidak mempermasalahkan instruksi menutup usahanya.

Karena semua ini demi untuk menjaga masyarakat agar tidak terinfeksi covid-19.

“Kita menjaga kesehatan para pelanggan, maka itu usaha ini wajib ditutup sementara, pemilik warung juga tidak mempermasalahkan bila warungnya ditutup, kita ikuti saja aturan pemerintah,” ujar tukang parkir asal Tebing Tinggi Sumatera Utara itu.

Mengenai penghasilannya berkurang, tukang parkir itu mengambil cara lain agar bisa tetap bertahan hidup.

“Kerja ya ini, jaga parkiran, kalau makan apa adanya, bersyukur juga ditutup agar tidak terinfeksi.

Percaya sama Allah, ada rezeki lain, tidak dari parkir ada cara lain, ini saja mau memancing,” ujarnya.

Sebelumnya, warung kopi atau tempat yang mengundang keramaian diinstruksikan untuk ditutup sementara untuk mencegah penyebaran infeksi covid-19 meluas.

Edaran penutup itu dikeluarkan oleh Plt Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT tertanggal 22 Maret 2020.

Dalam surat tersebut, terdapat tiga point yang perlu dijalankan oleh seluruh unsur masyarakat.

Selanjutnya dalam poin kedua surat edaran tersebut, Plt Gubernur Aceh menegaskan untuk menutup sementara Pantai Ulee Lheu.

Begitu juga cafe, warung kopi, karaoke, wahana permainan dan tempat hiburan lainnya di Kota Banda Aceh. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved