Tenggorokan Gatal, Tubuh Nyeri & Meriang di Tengah Penyebaran Virus Corona? Ini Penjelasan Dokter
Itu merupakan reaksi psikosomatik tubuh yang akan dirasakan pada situasi seperti saat ini, di tengah banyaknya pemberitaan soal virus corona.

Itu merupakan reaksi psikosomatik tubuh yang akan dirasakan pada situasi seperti saat ini, di tengah banyaknya pemberitaan soal virus corona
Laporan Yeni Hardika | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Penyebaran virus Corona semakin meluas di berbagai daerah di Indonesia.
Tentu saja banyak berita lebih terfokus terhadap kasus-kasus berkaitan virus Covid-19 ini.
Pasalnya, virus yang sudah ditetapkan sebagai suatu pandemi bagi dunia ini sangat berbahaya, bahkan mematikan.
Pemerintah di berbagai dunia hingga saat ini masih terus berperang melawan penyebaran virus yang amat cepat tersebut.
Begitupun Indonesia, yang baru awal Maret lalu dijangkiti oleh virus ini, namun sudah banyak menelan korban jiwa.
• Tips Mencegah Corona Bagi Anda yang Tetap Bekerja di Luar Rumah Versi Kemensos RI
• Sempat Alami Demam, Wakil Wali Kota Bandung Positif Terjangkit Virus Corona
• Rupiah Babak Belur, Ini yang Dilakukan Bank Indonesia
Dengan berbagai informasi yang tersebar di media massa maupun media sosial, baik update situasi terkini korban Covid-19 maupun imbauan akan bahaya dari serangan virus itu, tentu menimbulkan kepanikan tersendiri bagi masyarakat.
Mungkin beberapa di antaranya ada yang secara tiba-tiba merasakan nyeri, tenggorokan gatal, meriang atau suhu tubuh tak normal.
Jika hal demikian terjadi, jangan panik.
Berikut penjelasan dokter Psikiatri, dr Andri, SpKJ, FACLP.
Melalui cuitan pada akun twitternya, Minggu (22/3/2020), dr Andri menyampaikan bahwa gejala-gejala yang dirasakan seperti yang disebutkan di atas ialah suatu kewajaran.
Itu merupakan reaksi psikosomatik tubuh yang akan dirasakan pada situasi seperti saat ini, di tengah banyaknya pemberitaan soal virus corona.
Salah satu hal yang membuat reaksi ini timbul ialah karena kecemasan seseorang yang dipicu oleh berita-berita seputar corona yang secara terus-menerus diterima.
Hal itu kemudian membuat amygdala atau pusat rasa cemas sekaligus memori seseorang menjadi terlalu aktif bekerja.