Penting untuk Kembangkan Vaksin, Ilmuwan AS Klaim Virus Corona Bisa Menjadi Penyakit Musiman

Seorang ilmuwan Senior AS mengatakan virus corona memiliki peluang untuk kembali menyerang dalam sebuah siklus musiman

Editor: Amirullah
IRNA
Ilustrasi virus corona 

Selain itu, mereka mengatakan masih diperlukan lebih banyak tes untuk menentukan keamanan dan efektivitasnya dalam mengobati Covid-19.

Rossman juga punya keraguan tentang chloroquine.

ILUSTRASI - Para staf di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan, China, Sabtu (25/1/2020), menggunakan pelindung khusus, untuk menghindari serangan virus corona yang mematikan. (AFP/HECTOR RETAMAL)

 “Pada manusia, klorokuin bekerja dengan baik melawan malaria, tetapi itu adalah mekanisme yang berbeda dari yang kita lihat terhadap virus. Bukti bahwa klorokuin sebagai antivirus pada manusia kurang meyakinkan dan akan membutuhkan lebih banyak penelitian, tetapi saya tidak percaya diri. Untuk beberapa virus yang diuji, chloroquine sebenarnya memperburuk penyakit pada model hewan,” lanjutnya.

Lopinavir dan ritonavir adalah obat kombinasi tetap untuk pengobatan HIV / AIDS.

Meskipun kedua obat itu ikut diuji, sebuah studi baru-baru ini mengatakan obat tersebut tidak efektif.

Penelitian ini dipimpin oleh wakil presiden Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang Cao Bin dan diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada 18 Maret.

“Pada pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 yang parah, tidak ada manfaat yang diamati dengan pengobatan lopinavir-ritonavir di luar perawatan standar.

para peneliti menyimpulkan setelah membandingkan 99 Covid-19 pasien yang diberi lopinavir-ritonavir dengan 100 pasien yang hanya diberi perawatan standar."

Kandidat baru yang menjanjikan adalah obat flu Jepang yang disebut favipiravir yang dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical.

Uji coba yang melibatkan 340 orang di kota-kota Cina, Wuhan, dan Shenzhen menunjukkan bahwa obat itu memiliki tingkat keamanan yang tinggi.

"Jelas efektif dalam pengobatan", kata Zhang Xinmin, dari Kementerian Sains dan Teknologi China.

Namun, lebih banyak tes diperlukan sebelum lebih banyak uji klinis dilakukan.

“Seperti halnya, remidesivir kedua obat ini memiliki potensi yang baik untuk digunakan melawan virus RNA baru. Namun, data masih awal dan evaluasi saya tentang potensi obat terhadap Covid-19 harus menunggu sampai tes skala yang lebih besar dilakukan, “ kata Rossman.

“Namun, banyak dari obat-obatan yang ditata ulang ini memiliki potensi yang baik, terutama dalam memerangi kasus-kasus yang paling parah dan mereka yang berisiko paling besar.”

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved