Pilihan yang Tepat, Menulislah Semampunya
SAYA sangat gembira ketika mengetahui ada kelas ekstrakurikuler (ekskul) di tempat kami menuntut ilmu, Pesantren Nurul Fikri Boarding School Aceh

L-300 berwarna putih tersebut bergerak meningalkan pantai berpanorama indah itu, untuk mengantar saya sebagai penumpang terakhir. Klakson sudah berbunyi menandakan saya akan segera turun. Di akhir pertemuan dengan sopir, saya bayar ongkos Rp40.000. Harga yang lumayan murah dan ramah di dompet, karena penumpang dijemput dan diantar ke tujuan.
Saat melangkah ke rumah, pikiran tadi masih membekas di benak saya. Saat di rumah, akhirnya saya tak bisa tidur karena memikirkan Pantai Pelangi. Perasaan saya tidak tenang dan hati saya mengatakan itu tempat yang patut dipublikasi.
Malam sudah berakhir, entah kenapa Pantai Pelangi masih terpikir di benak. Saya nekat ingin ke Alun-Alun Kota Sigli sendiri tanpa ditemani orang lain. Setelah menunggu waktu yang pas, akhirnya pada sore harinya saya berangkat ke Sigli naik labi-labi (angkutan kota).
Setelah 15 menit berada di dalam labi-labi putih, saya memencet bel yang terletak di atas pintu masuk. Lalu mobil itu berhenti di depan Masjid Agung Al-Falah, Sigli. Saya bayar Rp2.000, harga yang bersahabat untuk rute Tijue-Masjid Al-Falah.
Setelah itu, saya berjalan santai dari depan masjid kebanggaan masyarakat Pidie itu menuju Alun-Alun Kota Sigli. Di tengah perjalanan, saya sempat membeli cappucino cincau di salah satu toko di tepi jalan seharga Rp5.000. Satu porsi cappucino ini sangat nikmat diminum apabila dingin dan ditambah lagi dengan suasana sore di tepi pantai.
Setelah menghabiskan es cappucino cincau, saya lanjutkan perjalanan hingga sampai di Alun-Alun. Saya melihat, semuanya sudah berbeda, tidak seperti dulu. Kini Alun-Alun tersebut ramai di kunjungi orang. Di sebelah Alun-Alun terdapat Museum Tsunami untuk mengenang warga Pidie yang menjadi korban bencana mahadahsyat pada akhir tahun 2004 itu.
Suasana di Alun-Alun Kota Sigli sangatlah ramai, dipenuhi oleh berbagai jenis mainan anak-anak seperti odong-odong, delman, memancing, mencetak pasir, dan lainya. Permainan tersebut dikenakan tarif paling mahal Rp25.000. Tidak hanya di Alun-Alun, tapi Pantai Pelangi juga menjadi primadona bagi kalangan muda maupun tua untuk berfoto sembari menikmati laut sambil mencicipi makanan.
Pantai Pelangi sangat bersih dan menjadi tempat swafoto yang menarik. Selain mengabadikan momen dalam foto, juga terdapat beberapa makanan dan minuman seperti bakso goreng, kentang goreng, mie caluek, rujak, pop ice, dan masih banyak menu lain yang bisa dinikmati. Tempat ini sangat bagus didatangi pada sore hari karena pengunjung dapat menikmati angin sepoi-sepoi.
Karena tak mau meninggalkan kesempatan pada momen terakhir, saya pun berfoto di bibir Pantai Pelangi dan membeli seporsi kentang goreng. Nah, bagi teman-teman yang ingin ke Pantai Pelangi atau Alun-Alun Kota Sigli, sebaiknya pergi sore hari, karena lebih ramai. Lebih semarak.(saffarhusnilabib@gmail.com)