Update Corona di Abdya
Di Tengah Penyebaran Corona, Tenaga Kebersihan di Abdya Bekerja Tanpa Sarung Tangan dan Masker
Para petugas angkut sampah di Abdya bekerja tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memenuhi standar kesehatan.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Pengabdian tenaga kebersihan, terutama tenaga angkut sampah di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), menimbulkan rasa prihatin mendalam dari beberapa pihak.
Di tengah semakin mewabah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), para petugas angkut sampah rela bekerja tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memenuhi standar kesehatan. Itu pun kalau tidak mau disebut tidak layak sama sekali.
Informasi diperoleh Serambinews.com, Minggu (29/3/2020) bahwa jumlah ternaga kerbersihan di Abdya berjumlah sekitar 54 orang. Mereka bekerja di kawasan kota kabupaten sampai kecamatan-kecamatan.
Mereka terdiri dari awak truk angkut sampah dan operator pada lima unit truk dan 12 unit becak mesin untuk mengangkut sampah menuju lokasi pembuangan akhir. Kemudian puluhan tenaga sapu jalan di kota dan jalan-jalan protokol di Kota Blangpidie.
Para tenaga kebersihan tersebut berada di bawah kendali Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim dan LH) Kabupaten Abdya.
Saat banyak pihak ketakutan sehubungan penyebaran Virus Corona yang mewabah di dunia, termasuk di Indoensia, malahan sudah masuk ke Aceh, para tenaga kebersihan di Abdya, tetap melakukan rutinitas sehari-hari, memungut dan membuang sampah.
Pekerjaan yang sangat rentan penularan virus itu dilakukan tanpa menggunakan APD (alat pelindung diri) yang layak, seperti baju khusus, sarung tangan dari bahan plastik dan masker yang standar. Kalau pun ada hanya sarung tangan dari bahan kain yang sangat mudah basah air kotor sehingga jarang dipakai.
Beberapa petugas sampah dihubungi Serambinews.com mengaku tidak dibekali baju pelindung, sarung tangan daru bahan karet dan sepatu bot.
“Jangankan baju khusus, sarung tangan dan masker, sepatu boat saja kami beli sendiri,” kata salah seorang petugas angkut sampah yang tak mau disebut namanya.
Petugas angkut sampah tersebut mengaku sangat khawatir terhadap penularan virus karena tidak dilengkapi APD yang layak saat bekerja. Ketakutan itu semakin membuncah saat mewabah penyebaran Virus Corona, seperti sekarang ini.
“Rasa takut tetap ada. Terlebih saat seperti sekarang ini (penyebaran virus corona), tapi bagaimana lagi, sudah menjadi pekerjaan sehari-hari,” kata tenaga kebersihan lainnya.
Karenanya, mereka sangat mengharapkan perhatian pemerintah setempat agar dibekali sarana alat pelindung diri yang layak dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Seperti sarung tangan dari bahan plastik tidak tebus air, masker standar, sepatu bot, termasuk baju pelindung.
Masalah lain yang dihadapi para tenaga kebersihan di Kabupaten Abdya, ternyata mereka belum menerima honor selama tiga bulan terakhir, sejak Januari sampai Maret 2020. Padahal honor mereka hanya berkisar antara Rp 1.500.000 sampai Rp 1.700.000 per bulan.
Dalam situasi seperti saat ini, tenaga kebersiahan sangat mengharapkan honor selama tiga bulan agar segera diproses pencairannya. Meskipun jumlahnya tidak berapa, namun diakui sangat berarti untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.(*)
• Semua Pendatang dan Warga yang Baru Kembali ke Gayo Lues Akan Dikarantina
• Jubir Covid-19 Positif Corona, Warga yang Sempat Kontak Lakukan Isolasi Mandiri Selama 14 Hari
• Cegah Covid-19: Polisi di Afrika Tembakkan Peluru Karet dan Gas Air Mata Saat Berlakukan Jam Malam
• Suzuya Layani Pemesanan Belanja Online, Begini Caranya