Update Corona di Abdya

Persediaan Gula di Abdya Menipis, Harga Jual Eceran Capai Rp 25.000 Per Kg

Persediaan gula pasir di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Abdya kosong sejak dua hari terakhir.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF
Petugas Satpol PP Kabupaten Abdya, melancarkan penertiban barang dagangan di atas badan Jalan H Ilyas, Pasar Blangpidie, Senin (3/2/2020). Petugas sedang mengesekusi buah-buahan milik salah seorang pedagang yang ditempatkan di atas badan jalan. 

Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Di tengah imbauan pemerintah agar warga berdiam diri di rumah demi terhiindar dari virus Corona, persediaan gula pasir di sejumlah pasar tradisional atau pedagang eceran di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), sudah kosong selama dua hari terakhir.

Beberapa pedagang eceran yang memiliki stok gula sangat terbatas menjual Rp 24.000 per kilogram (kg), malahan di kampung-kampung harga gula pasir mencapai Rp 25.000 per kg.

Keterangan diperoleh Serambinews.com, Minggu (29/3/2020), beberapa pedagang grosir di Pasar Blangpidie tidak lagi punya stok gula selama beberapa sepekan terakhir karena terhenti pasokan dari Medan, Sumatera Utara.

Pedagang di Blangpidie sebenarnya sudah memesan gula dari toke di Medan yang menjadi langganan mereka selama ini, namun permintaan stok gula tidak dikirim. Sehingga persediaan semakin menepis, malah beberaap pedagang sudah habis stok.

Satu dua pedagang grosir yang memiliki stok gula sangat terbatas tidak lagi menjual per sak isi 50 kg, melainkan dalam jumlah kiloan antara 20 kg sampai 25 kg (setengah sak isi 50 kg).

“Dua hari lalu, saya hanya bisa beli gula sebanyak 25 kg seharga Rp 22.000 per kg dari salah satu satu pedagang grosir di Blangpidie. Sebagian pedagang grosir lainnya mengaku tak lagi punya stok gula,” kata Sumarni, salah seorang pedagang eceran di pinggiran kota Blangpidie.

Sedangkan, Raden, pedagang eceran di Babahrot ketika dihubungi Serambinews.com mengaku tidak ada lagi persediaan gula pasir selama dua hari terakhir. Kalau pun ada satu dua pedagang yang masih punya stok gula dijual Rp 25.000 per kg.

Bukan saja di kampung-kampung, sejumlah pedagang eceran di Pasar Blangpidie sendiri tidak ada lagi stok gula.

“Banyak pedagang eceran di sini (Pasar Blangpidie) tak punya persediaan gula. Sedangkan stok di beberapa pedagang grosir juga sudah kosong,” kata Ruslan, salah seorang pedagang setempat.

Beberapa pedagang mengaku tidak tahu penyebab sehingga pedagang Pasar Medan tidak lagi memasok gula ke Aceh.

Dampaknya stok gula di d Aceh stok berkurang drastis  sehingga memicu pemicu lonjakan harga. Pemerintah diminta segera menangani persoalan sangat serius tersebut.

Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Aceh Bidang Perdagangan, H Ramli  kepada Serambinews.com, Jumat (27/3/2020) menjelaskan,  sejumlah truk barang kembali berani mengangkut gula milik pedagang Aceh yang berada di Medan untuk dipasok ke Aceh, setelah adanya koordinasi antara Polda Aceh dengan Polda Sumut.

Pihak Polda Sumut sudah mempersilakan angkutan untuk membawa gula pasir ke Aceh. Diungkapkan Ramli  bahwa pihak Polda Sumut sebenarnya tidak pernah melarang gula milik pedagang di bawa ke Aceh.

Bahkan Tim Satgas Pangan Sumut menyatakan stok dan harga kebutuhan pokok selama darurat pencegahan Covid-19 perlu dijaga dan dikendalikan. “Mereka tidak pernah melarang gula pasir di Sumut diedarkan keluar,” katanya.(*) 

Bukan Cuma Pelimpahan Tersangka, Persidangan di PN Kualasimpang juga Dilakukan Secara Online

Corona Sedang Mewabah, Ahli Ungkap Bagian Tubuh yang jadi Pintu Masuk Covid-19

Mbah Mijan Bongkar Konspirasi di Balik Pandemi Masal, Tak Percaya Jika Corona Hanya Sekedar Wabah

Beredar Pembicaraan Telepon tentang Warga Aceh di Malaysia Pulang dalam Kondisi Terinfeksi Covid-19

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved