Penelitian Terbaru, Corona Dapat Menyebar dalam Kondisi Hangat & Lembab, Bantah Penelitian Awal

Hal itu diungkapkan oleh para ilmuwan yang menemukan 'penyebaran super' di Cina.

Editor: Mursal Ismail
FOR SERAMBINEWS.COM
Majelis Permusyiawaratan Ulama Aceh, menerbitkan Taushiyiah Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan ibadah dan kegiatan sosial keagamaan lainnya dalam kondisi darurat. Dalam putusannya, MPU menetapkan tujuh putusan. Salah satu di antaranya adalah, memperbolehkan umat untuk tidak Shalat Jum’at di Masjid dan menggantinya dengan Shalat Dzuhur di rumah 

Hal itu diungkapkan oleh para ilmuwan yang menemukan 'penyebaran super' di Cina.

Laporan Agus Ramadhan | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Virus Corona bisa menyebar dalam kondisi hangat dan lembab.

Hal itu diungkapkan oleh para ilmuwan yang menemukan 'penyebaran super' di Cina.

Virus itu meyebar ke delapan orang di kolam renang di mana suhu mencapai 41 derajat celcius.

Dilansir dari Daily Mail, Selasa (31/3/2020) virus corona dapat ditularkan di antara orang-orang dalam kondisi hangat dan lembab. 

Misalnya sebagaimana ditemukan di kolam renang dan sauna.

Warga Tolak Jenazah yang Disebut PDP Asal Makassar, Dikebumikan di Daerahnya

UPDATE Taushiyah MPU, Selama Darurat COVID-19 Boleh tak Berjamaah di Meunasah dan Mushalla

Update Corona di Aceh: 797 Orang Dalam Pemantauan, 44 Dalam Pengawasan, 5 Orang Positif Covid-19

Para peneliti dari Universitas Kedokteran Nanjing, Cina, mengatakan ada delapan kasus COVID-19 yang dikeluarkan dari satu 'penyebaran super' di pemandian kolam renang.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa virus tidak bekerja dengan baik dalam kondisi panas dan lembab.

Tetapi para peneliti berpendapat ini kemungkinan salah.

Mereka mengatakan kasus dalam ‘penyebaran super’ di pemandian kolam renang didapati delapan orang yang menggunakan atau bekerja di fasilitas tersebut mengalami gejala dalam beberapa hari.

Tim Nanjing mengatakan virus itu tidak mungkin melambat di suhu yang lebih hangat atau lebih lembab, seperti yang katakan oleh studi sebelumnya.

Suhu di pemandian, termasuk kolam renang, shower dan sauna berkisar 25 derajat celcius hingga 41 derajat celcius.

Sebuah studi sebelumnya oleh para peneliti di Universitas Beihang di Cina mengatakan suhu yang lebih hangat dan lebih lembab kemungkinan akan memperlambat penyebaran virus Corona.

“Suhu tinggi dan kelembaban relatif tinggi secara signifikan mengurangi transmisi COVID-19,” kata peneliti.

Tim Beihang dan Singhua mengumpulkan data di lebih dari 100 kota di Cina di mana terdapat 40 atau lebih kasus virus Corona antara 21 Januari dan 23 Januari 2020

Mereka melacak perkiraan jumlah transmisi, suhu dan kelembapan di kota-kota itu sebelum 24 Januari 2020.

Para ahli di seluruh dunia mengatakan secara kasar setiap orang yang terinfeksi dapat menularkan COVID-19 antara dua dan dua setengah orang.

Para peneliti Beihang mengatakan bahwa virus itu akan menurun seiring dengan meningkatnya kelembaban.

Studi baru pada pasien virus corona di kolam pemandian yang diperiksa, apakah 60 persen kelembaban dan suhu tinggi berperan dalam penyebaran cepat.

Pasien 'penyebaran super' pergi ke kolam pemandian pada 18 Januari 2020 setelah melakukan perjalanan ke Wuhan.

Para peneliti menemukan dan mengatakan ia mengalami demam pada hari berikutnya.

Dia didiagnosis menderita COVID-19 pada 25 Januari 2020 setelah ia berenang bersama tujuh orang lain yang berada di satu kolam dengannya pada hari itu.

“Gejala yang terkait dengan COVID-19, termasuk demam, batuk, sakit kepala, dan dada tersumbat,” kata para peneliti.

Semua gejala itu muncul pada tujuh pasien setelah sembilan hari mengunjungi kolam pemandian itu.

Kemudian pasien ke-9 yang bekerja di kolam pemandian itu mengalami gejala COVID-19 pada 30 Januari 2020.

"Infeksi pada semua pasien dikonfirmasi oleh hasil tes PCR yang menyatakan positif COVID-19," kata para ilmuwan China.

Mereka menerbitkan jurnal penelitian yang menjelaskan temuan mereka dan membantah penelitian sebelumnya.

Dalam jurnal tersebut memperingatkan bahwa virus corona tidak mungkin melambat ketika suhu naik.

Semua pasien pria dalam studi baru berusia antara 24 hingga 50 tahun.

Studi itu mengungkapkan 89 persen dari mereka melaporkan demam dan 78 persen melaporkan batuk.

"Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa tingkat penularan virus secara signifikan melemah di lingkungan dengan suhu dan kelembaban tinggi," tulis tim peneliti.

“Namun, dilihat dari hasil penelitian ini, penularan SARS-CoV-2 (COVID-19) tidak menunjukkan tanda-tanda melemahnya dalam suhu hangat dan lembab,”tambahnya.

“Sebanyak delapan orang yang menggunakan atau bekerja di kolam pemandian mengalami gejala dalam waktu 6 hingga 9 hari setelah mereka mengunjungi kolam pemandian, menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat menyebar dan menyebabkan infeksi di lingkungan seperti itu,” ungkap peneliti.

“Rute transmisi juga dapat berupa percikan cairan atau kontak pernapasan, tetapi hasil kami menunjukkan bahwa transmisi kluster SARS-CoV-2 masih dapat muncul di lingkungan dengan suhu dan kelembaban tinggi,” tambahnya.

"Hasil ini memberikan petunjuk epidemiologis potensial untuk virus corona COVID-19 ini,” tutupnya.

Tim peneliti mengatakan studi mereka dibatasi oleh kurangnya detail tentang rute transmisi untuk semua pasien di kolam pemandian itu.

Penelitian ini telah dipubikasikan di Jurnal JAMA Network Open pada 30 Maret 2020. (*)

Sumber berita https://www.dailymail.co.uk/ sciencetech/article-8168025/ Coronavirus-spread-warm-humid- conditions.html?ito=social- twitter_mailonline

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved