Prihatin Atas Corona, Seorang Jutawan Cari Asisten, Bisa Bekerja di Rumah Sendiri, Gaji Rp 848 Juta
Dirinya ingin membantu dengan caranya sendiri, yaitu dengan menjadi asistennya yang dapat bekerja dari rumah alias ‘work from home’
"Sementara saya berbasis di Australia, dengan berkat teknologi, kebanyakan orang dapat bekerja dari mana saja akhir-akhir ini," katanya.
Matthew mengungkapkan jenis tugas yang dibebani seperti menerima panggilan telepon, menulis blog, bekerja dengan Excel dan Word.
Kemudian, menulis dan membalas email serta membantu melayani para siswa yang terdaftar di Ecom Warrior Academy.
Saat ini dirinya berada di sebuah apartemen di tepi pantai Gold Coast, Australia.
Matthew ingin menunjukkan kepada para pekerja bahwa mereka dapat bekerja secara fleksibel.
Matthew menghasilkan $ 120.000 sebulan atau Rp. 1.9 Miliyar dari empat toko e-commerce.
Melansir dari Kompas.com, Dana Moneter Internasional ( IMF) menyebut pandemi corona telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan global.
Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva mengatakan, banyak negara yang menghentikan kegiatan ekonomi secara mendadak sehingga perekonomian dunia pun akan terkontraksi di 2020 ini.
“Kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana pandemi kesehatan global telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan," kata Georgieva dalam keterangan resmi, Sabtu (28/3/2020).
Georgieva menuturkan, adanya krisis membuat negara-negara anggota IMF mengambil beragam tindakan luar biasa untuk menyelamatkan nyawa penduduknya sekaligus melindungi kegiatan ekonomi.
Namun, hal itu tidaklah cukup, butuh lebih banyak stimulus untuk memperkuat pemulihan pada tahun 2021 yang akan datang.
"Prioritas harus diberikan pada dukungan fiskal yang ditargetkan untuk rumah tangga dan bisnis yang rentan.
Dilakukan untuk mempercepat dan memperkuat pemulihan pada tahun 2021," sebut Georgieva.
Utamanya krisis akan lebih terasa pasar negara berkembang dan negara berkembangnya sendiri ketimbang negara maju, terutama negara berpenghasilan rendah.
Negara-negara itu akan sangat terpukul oleh kombinasi dari krisis kesehatan, banyaknya aliran modal asing yang keluar tiba-tiba, dan penurunan tajam dalam harga komoditas.
"Banyak dari negara-negara ini membutuhkan bantuan untuk memperkuat respons krisis mereka, memulihkan pekerjaan dan pertumbuhan, mengingat kurangnya likuiditas valuta asing dan beban utang yang tinggi di banyak negara berpenghasilan rendah," ujarnya. (*)