Virus Corona Serang Dunia
Cerita Pasien Positif Corona Tanpa Gejala, Mental Terguncang Setiap Kali Pintu Ruang Isolasi Dikunci
Dengan persepsi sebagai pasien Covid-19 bahkan tanpa gejala apapun, dirinya merasakan tekanan mental yang luar biasa.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Virus corona tak henti-hentinya menyerang siapapun.
Hingga Rabu (8/4/2020), virus mematikan ini telah menjangkiti lebih dari 1.4 juta penduduk dunia dan merenggut lebih dari 82 ribu nyawa manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan virus itu sebagai pandemi global.
Banyak kisah yang mengharukan di balik wabah virus corona ini.
Seorang pasien virus corona tanpa gejala menceritakan pengalaman yang ia rasakan.
“Pedih!”, itulah kata-kata yang mungkin menggambarkan perasaan Saiful Azam, sebagai pasien corona tanpa gelaja.
Selama 14 hari dirinya di isolasi di Rumah Sakit Sungai Buloh (HSB).
“14 hari saya habiskan di ruang isolasi 30 di HSB, itu benar-benar menguji ketahanan pikiran dan hati saya,” kata Azam, dikutip Serambinews.com dari My Metro, Rabu (8/4/2020).
Dengan persepsi sebagai pasien Covid-19 bahkan tanpa gejala apapun, dirinya merasakan tekanan mental yang luar biasa.
Tekanan itu menjadi lebih kuat lagi ketika dipaksa untuk menjauh dari anak-anak dan istri.
“Aku tidak yakin apakah mereka cukup makan dan minum di rumah,” kata Azam.
• Dari 1,2 Juta WNI di Malaysia Hanya 44.650 yang Pulang, Demokrat Minta Pemerintah Lakukan Evakuasi
• Nasib TKI Ilegal di Malaysia karena Kebijakan Lockdown, Terpaksa Jadikan Tikus Sebagai Makanan
Perasaan di hatinya bertambah buruk ketika melihat pasien-pasien lain sudah dibebaskan dari 'penjara' ini setiap harinya.
Azam terus menghitung hari-hari mendatang seolah-olah itu tidak pernah berakhir.
Penderitaan mentalnya semakin bertambah setiap kali mendengar suara pintu ruang isolasi yang dikunci.
“Terkadang terlintas dalam pikiran saya untuk melompat dan melarikan diri dari pengepungan ini, tetapi ketika kita memikirkan konsekuensinya, rencana itu terpaksa harus saya buang jauh-jauh,” ungkap Azam.
Setiap kali dilakukan tes swab, tubuhnya bergetar selama 24 jam.
“Jantung saya berdetak dengan sangat keras hingga menggetarkan seluruh tubuh,” ucap Azam.
“Betapa menyedihkannya jika dokter membangunkan saya pukul 5 subuh hanya untuk membisikkan kalimat 'kamu masih positif',” tutur Azam.
Azam mengungkapkan bahwa bagi mereka yang tidak mengerti, kata-kata itu tidak memberikan arti yang sama seperti dalam program.
“Sebaliknya, mereka memotivasi bahwa saya harus dirawat sekurang-kurangnya selama empat hari lagi,” katanya
“Maka hati saya harus sabar dan tabah dalam menjalani runitas selama beberapa hari ke depan,” ucapnya.
Meskipun saat ini Azam telah menjalani karantina di rumahnya sendiri (dengan kondisi ketat seperti di RS), sangat melegakan untuknya dapat tinggal bersama anggota keluarga.
“Meskipun sekarang saya di rumah, namun di sudut hati yang dalam, saya merindukan suasana shalat berjamaah 'semeter' setiap waktu,” katanya.
• Warga Abdya yang Diduga Positif Corona Dirujuk ke RSUZA Malam Ini
• Monyet dan Gajah Masuk ke Jalanan India, Selama Lockdown Akibat Covid-19
“Untuk para tenaga kesehatan sebagai garda terdepan, tidak ada kata yang bisa diucapkan sebagai balas budi atas kebaikan Anda,” tururnya.
Para garda terdepan begitu bersedia mengambil risiko hidup untuk berhadapan dengan makhluk tak kasat mata ini.
“Mereka (tenaga medis) lebih mengutamakan kami daripada tanggung jawab kalian dengan keluarga. Semoga Allah melindungi Anda dan keluarga Anda,” pungkasnya.
Hingga saat ini, Rabu (8/4/2020) pukul 15:30 WIB, Malaysia telah melaporkan sebanyak 3.963 orang terinfeksi virus corona dan 63 orang di laporkan meninggal.
Dari jumlah itu, sebanyak 1.321 orang telah dinyatakan sehat dan sembuh. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)