Nasib TKI Ilegal di Malaysia karena Kebijakan Lockdown, Terpaksa Jadikan Tikus Sebagai Makanan
Mujianto mengatakan, itu dilakukan untuk menutupi kebutuhan makan setiap hari karena tidak adanya pendapatan penuh yang mereka terima.
"Baik Tenaga Kerjaan, Kementerian Luar Negeri, perwakilan RI di negara tujuan mempunyai protokol pemetaan dan deteksi data pekerja migran baik yang documented maupun yang undocumented," ujar Nur ketika dihubungi Kompas.com, Senin (6/3/2020).
Selain itu, pihaknya juga mendorong adanya kerjasama antara kedua negara guna menerapkan protokol rapid test terhadap pekerja migran. Termasuk dengan memberikan jaminan perlindungan hak-haknya.
Dia mengatakan, rapid test tersebut dapat dilakukan sebelum dilakukan penjemputan.
Dengan begitu, setibanya di tanah, pekerja migran tersebut dipastikan dalam kondisi sehat.
"Sebelum kepulangan untuk memastikan kondisi kesehatan pekerja migran," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga mendorong supaya pemerintah dapat mengedukasi pekerja migran akan pentingnya pencegahan Covid-19.
• Merasa Disakiti, Cristiano Ronaldo tak Mau Tukar Kostum dengan Pemain AS Roma
• Suara Virus Corona Terekam, Ilmuwan Amerika Menyulapnya Menjadi Alunan Musik
"Serta memberikan program jaminan sosial untuk pemberdayaan pekerja migran purna," terang dia.
Dia menambahkan, pekerja migran di Malaysia diharapkan dapat menjadi prioritas penjemputan pemerintah.
"Pekerja migran di Malaysia mestinya menjadi prioritas karena banyak yang undokumented dan mereka kesulitan bahan pokok," terang dia.
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul Jadikan Daging Tikus Sebagai Makanan, Para Imigran Ilegal Asal Indonesia Tak Punya Pilihan Lain, Kebijakan Lockdown yang Dilakukan Pemerintah Malaysia Bikin Mereka Harus Menghemat Pengeluaran