Nisfu Syaban

Malam Nisfu Syaban, Selain Malam Pengampunan Dosa Juga Malam Peralihan Kiblat, Simak Penjelasannya

Selain sebagai malam pengampunan dosa bagi umat muslim, ternyata ada peristiwa penting lainnya yang juga terjadi pada malam Nisfu Syaban.

Serambinews.com - Syamsul Azman
Ilustrasi malam Nisfu Syaban. 

Laporan Syamsul Azman | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Malam Nisfu Syaban tahun ini jatuh pada Rabu, 8 April 2020.

Syaban adalah bulan berkah. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam pengampunan dosa bagi umat muslim, yaitu malam Nisfu Syaban.

Selain sebagai malam pengampunan dosa bagi umat muslim, ternyata ada peristiwa penting lainnya yang juga terjadi pada malam Nisfu Syaban.

Dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban, karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, menyebutkan tiga peristiwa penting yang berimbas pada kehidupan beragama seorang muslim, seperti dikutip pada islam.nu.or.id.

Apa sajakah peristiwa penting tersebut?

Peralihan Kiblat

Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Syaban.

Bagaimana Hukum Qadha Puasa Ramadhan Setelah Nisfu Syaban? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Menurut Al-Qurthubi ketika menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144 dalam kitab Al-Jami’ li Ahkamil Quran dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti, mengatakan bahwa Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada Senin malam bulan Syaban yang bertepatan dengan malam Nisfu Syaban.

Peralihan kiblat ini merupakan suatu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nabi Muhammad SAW.

Bahkan diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW berdiri menghadap langit setiap hari menunggu wahyu turun perihal peralihan kiblat itu seperti Surat Al-Baqarah ayat 144 berikut.

Artinya: “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”

Penyerahan Rekapitulasi Keseluruhan Amal kepada Allah

Salah satu hal yang menjadikan bulan Syaban utama adalah bahwa pada bulan ini semua amal kita diserahkan kepada Allah SWT.

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip sebuah hadis riwayat An-Nasa’i yang meriwayatkan dialog Usamah bin Zaid dan Nabi Muhammad SAW.

“Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaban?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab:

“Banyak manusia yang lalai di bulan Syaban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa.”

Ustaz Abdul Somad: Allah Ampunkan Dosa Semua Ummatnya pada Malam Nisfu Syaban, Kecuali Dua Orang

Penyerahan amal yang dimaksud dalam hal ini adalah penyerahan seluruh rekapitulasi amal kita secara penuh.

Walaupun, menurut Sayyid Muhammad Alawi, ada beberapa waktu tertentu yang menjadi waktu penyerahan amal kepada Allah selain bulan Syaban, yaitu setiap siang, malam, setiap pekan.

Ada juga beberapa amal yang diserahkan langsung kepada Allah tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, yaitu catatan amal shalat lima waktu.

Penurunan Ayat tentang Anjuran Shalawat untuk Rasulullah SAW

Pada bulan Syaban juga diturunkan ayat anjuran untuk bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56.

Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Ibnu Abi Shai Al-Yamani mengatakan, bulan Sya’ban adalah bulan shalawat.

Karena pada bulan itulah ayat tentang anjuran shalawat diturunkan.

Pendapat ini dikuatkan oleh pendapat Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam Al-Mawahib-nya, serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang mengatakan bahwa ayat itu turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriyah.

Wallahu a’lam.(*)

Malam Nisfu Syaban Jatuh Pada 8 April 2020, Bolehkah Berpuasa Setelah Malam Nisfu Syaban?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved