Update Corona di Dunia

Ahli Epidemiologi Perancis Sebut Kelompok Obesitas Berisiko Terinfeksi Covid-19

Dikatakan, sebanyak 25 persen orang di Perancis berisiko terinfeksi virus covid-19 karena faktor usia, kondisi penyakit bawaan yang sudah ada sebelumn

Editor: Ansari Hasyim
Tubuh Tamy Lyn Murrell yang sangat besar membuat bagian perutnya nyaris menyentuh lantai.(TLC/DAILY MAIL) 

Laporan Yeni hardika I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Seorang ahli epidemiologi Perancis menyebutkan bahwa obesitas atau kelebihan berat bada bisa menjadi faktor risiko utama seseorang terinfeksi virus penyebab covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Epidemiologi Perancis, Profesor Jean-François Delfraissy Rabu (8/4/2020) seperti dilansir dari dailymail.co.uk.

Dikatakan, sebanyak 25 persen orang di Perancis berisiko terinfeksi virus covid-19 karena faktor usia, kondisi penyakit bawaan yang sudah ada sebelumnya, ataupun obesitas.

Khususnya Amerika yang terkenal dengan permasalahan obesitas dari masyarakatnya.

Profesor Jean mengatakan bahwa orang Amerika sangat beresiko terkena virus covid-19 karena tingkat obesitas yang tinggi di negara itu.

“Virus ini mengerikan. Ini dapat menyerang anak-anak muda, khususnya anak muda yang gemuk. Mereka yang kelebihan berat badan benar-benar perlu berhati-hati, "kata Delfraissy kepada radio Franceinfo, dikutip dari dailymail.co.uk.

Wali Nanggroe Sarankan Akademisi dan Ulama Dilibatkan Cegah Penyebaran Wabah Corona

Personel Kompi 3 Bataliyon C Pelopor Satbrimobda Aceh di Nagan Raya Donor Darah

Shalat Jumat Berjamaah di Tengah Pandemi Covid-19 di Masjid Lhokseumawe, Ini Pengakuan Jamaah

"Itulah sebabnya kita khawatir tentang teman-teman kita di Amerika, dimana masalah obesitas terkenal dan di mana mereka mungkin akan memiliki masalah paling besar karena obesitas," sambungnya.

Para ahli menyarankan bahwa obesitas dapat menempatkan Amerika pada risiko pandemi yang serupa dengan yang terlihat pada tahun 1918, yaitu flu H1N1 yang terjadi di Spanyol.

Dilansir dari dailymail.co.uk, menurut data CDC, sebanyak 42,4 persen dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat mengalami permasalahan obesitas.

Sedangkan 18,5 persen dialami oleh anak-anak.

Obesitas dikenal sebagai faktor risiko untuk beberapa kondisi kesehatan kronis, termasuk diabetes tipe 2, stroke, serangan jantung bahkan jenis kanker tertentu.

Meningkatnya obesitas tidak hanya akan meningkatkan biaya perawatan kesehatan, tetapi dapat memacu pandemi coronavirus, atau pandemi masa depan.

Meskipun belum diketahui pasti mengapa orang dewasa yang gemuk lebih mudah tertular virus.

Tapi para ilmuwan percaya bahwa obesitas dapat mengubah respon kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan kronis.

Sebuah studi pandemi flu H1N1 pada tahun 2009, menemukan bahwa orang gemuk dua kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit.

Studi itu kemudian dikaitkan dengan kondisi pandemi saat ini.

Dengan 75 persen orang dewasa Amerika yang diperkirakan memiliki obesitas, dapat mengakibatkan hilangnya ribuan lebih banyak nyawa baik akibat flu ataupun virus korona.

Berdasarkan data realtime pada situs worldometers.info, hingga hari ini, Jum’at (10/4/2020) Amerika masih di urutan pertama dengan kasus infeksi terbanyak di dunia.

Hingga pukul 16.00 WIB, total sudah 468.895 kasus infeksi covid-19 yang terjadi di Amerika Serikat.

16.697 diantaranya telah dilaporkan meninggal dunia dan 25.928 kasus telah dinyatakan sembuh.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved