Atap Rumah Warga Copot, Badai Kembali Landa Aceh Singkil
Badai yang ditandai hujan angin dan gelegar petir kembali melanda wilayah Aceh Singkil pada Kamis (9/4/2020) sore
SINGKIL - Badai yang ditandai hujan angin dan gelegar petir kembali melanda wilayah Aceh Singkil pada Kamis (9/4/2020) sore. Kejadian alam ini menyebabkan tiga unit rumah penduduk Sianjo-anjo Meriah, Kecamatan Gunung Meriah rusak karena atapnya copot. Rumah yang terdampak badai itu masing-masing milik Masni, Zakaria dan Sutrisno. Sebelumnya, badai juga melanda wilayah Aceh Singkil, Minggu (5/4/2020) malam.
"Ini data rumah yang rusak, Masni, Zakaria, dan Sutrisno,” kata Alidin, Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Dinas Sosial (Dinsos) Aceh Singkil kepada Serambi, kemarin.
Alidin menjelaskan, rumah warga itu umumnya mengalami rusak di bagian atap akibat terangkat ketika tertiup angin kencang. Kondisi itu, sebutnya, membuat 12 jiwa yang menjadi penghuni tiga rumah itu terdampak. Dengan rincian Masni satu jiwa, Zakaria enam jiwa, dan Sutrisno lima jiwa. "Dua rumah rusak berat yakni milik Zakaria dan Sutrisno. Sedangkan rumah Masni hanya rusak ringan," ujar Alidin.
Peristiwa tersebut mengejutkan seisi rumah. Korban juga sempat panik lantaran air hujan masuk ke dalam rumah. Sontak para korban di tengah situasi tegang harus berjibaku memindahkan barangnya ke tempat terlindung dari guyuran hujan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya atap rumah yang rusak dan perabotan basah terkena hujan.
Pada bagian lain, badai yang melanda Aceh Singkil memicu terjadinya gelombang tinggi di laut. Kondisi itu menyebabkan nelayan yang telah terlanjur melaut terjebak dalam ayunan gelombang tinggi. Naasnya, bagi nelayan yang melaut hanya mengandalkan tanda alam mereka tidak bisa menepi akibat sulit memprediksi pintu ke luar masuk laut di tengah hujan deras.
Pengalaman itu turut dirasakan Serambi ketika ikut memancing bersama Oji dan Nasir, penduduk Singkil Utara, Kamis sore. Saat sudah bergerak sekitar 12 kilometer dari pinggir laut, tiba-tiba hujan angin diserta petir memicu gelombang tinggi. Angin datang dari arah utara, di mana daratan berada. Seketika jangkar segera ditarik untuk menuju daratan sebelum alam benar-benar gelap yang dapat mempersulit keadaan.
Sepanjang pelayaran, perahu terus menerus dihujam ombak. Kecemasan benar-benar terjadi karena pintu muara yang menjadi jalan pulang tak terlihat tertutup hujan lebat. Satu-satunya acuan adalah global positioning system (GPS) di tangan. Beruntung sebelum masuk ke laut, sempat merekam posisi pintu muara. Namun tetap tidak mudah menuju pintu muara, sebab laut benar-benar sedang mengamuk. Badan basah kuyup oleh hujan dan air laut yang masuk ke perahu. Setelah berjuang dalam ketegangan, akhirnya perahu berhasil masuk ke mulut muara untuk menuju daratan.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil menyalurkan bantuan masa panik kepada korban badai di Desa Sianjo-anjo, Kecamatan Gunung Meriah. Bantuan itu berasal dari Dinas Sosial Aceh Singkil. "Besok (Jumat kemarin-red), kita salurkan bantuan masa panik kepada korban," kata Alidin, Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Dinas Sosial (Dinsos) Aceh Singkil kepada Serambi, Kamis (9/4/2020) malam.
Ia menjelaskan, bantuan tersebut merupakan bentuk aksi cepat tanggap sesuai arahan Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid terhadap para korban bencana. Kesigapan ini, ucap Alidin, memang telah dilakukan lama dan berjalan lancar selama ini.(de)