Tiga PDP asal Aceh yang Positif Berdasarkan Rapid Test Ternyata Hasil Swab-nya Semua Negatif Corona
Dalam dokumen yang dikirimkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta pada tanggal 10 April 2020 itu dinyatakan bahwa ketiganya negatif Covid-19.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pagi ini, Sabtu (11/4/2020) Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) kembali menerima hasil pemeriksaan swab tiga pasien dalam pengawasan (PDP) yang sebelumnya dinyatakan positif berdasarkan pemeriksaan rapid test (tes cepat) di daerah masing-masing.
Dalam dokumen yang dikirimkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta pada tanggal 10 April 2020 itu dinyatakan bahwa ketiganya negatif Covid-19.
Surat pengantar maupun lampiran hasil swab nasofaring maupun orofaring yang dilakukan terhadap ketiga pasien tersebut ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, Kemenkes RI, dr Niken Wastu Palupi MKM.
"Dalam lampiran surat pengantar itu disebutkan bahwa pasien dengan inisial PS, WS, dan KK (ketiganya pria) negatif Covid-19," ungkap Direktur RSUZA Banda Aceh, dr Azharuddin SpOT, K-Spine FICS kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Sabtu (11/4/2020) siang di Banda Aceh.
• Kabar Gembira, Hasil Swab PDP asal Subulussalam Dikabarkan Negatif
• WN Minta Libatkan Ulama dan Akademisi Untuk Cegah Penyebaran Wabah Corona
• Cara Menyimpan Daging dan Sayur Agar Tahan Lama Selama Pandemi Corona
Sebelumnya, PS (61), warga Kota Subulussalam, dinyatakan positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan rapid test di RSU Kota Subulussalam, sehingga sarjana hukum ini dirujuk ke RSUZA Banda Aceh untuk dilakukan swab tenggorokannya.
Spesimen tersebut kemudian dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.
Pasien kedua, WS (32), warga Banda Aceh, juga dinyatakan positif corona berdasarkan hasil rapid test.
Kemudian yang bersangkutan dirujuk ke RSUZA dari Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh.
Pasien terakhir KK (42), berasal dari Meulaboh, Aceh Barat. Berdasarkan rapid test di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh, KK dinyatakan positif corona.
Oleh karena itu, ia dirujuk ke RSUZA Banda Aceh untuk menjalani pengambilan spesimen dari tenggorokannya, kemudian dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.
"Alhamdulillah, hasil swab ketiga PDP itu negatif. Realitas ini kembali membuktikan bahwa hasil rapid test memang harus diuji lagi akurasinya, yakni melalui pemeriksaan spesimen tenggorokan pasien di laboratorium yang telah ditetapkan pemerintah, dalam hal ini adalah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta," kata Azharuddin.
• Korea Selatan Melaporkan 91 Orang Kembali Positif Virus Corona untuk Kedua Kalinya
• 14 Orang Digerebek Pesta Seks di Hotel Makassar, Berikut Faktanya: Mucikari Suami Istri
• Pengakuan Pria yang Ajak 80 Wanita Kesepian Berkencan, Korban Terakhir Tewas Karena Lemas
Azhar menambahkan, semoga ke depan publik semakin paham terhadap manfaat dan fungsi rapid test sehingga tidak gegabah mengklaim bahwa pasien yang atas indikasi rapid test di daerah positif corona, maka akan otomatis sama hasilnya dengan pemeriksaan hasil swab pasien.
"Cuma ya kita harus sabar menunggu, hasilnya baru keluar 5-7 hari. Maklum, swab yang diperiksa dari seluruh Indonesia. Jadi, antreannya panjang," kata Azhar.
Dengan adanya data terbaru ini maka jumlah pasien positif corona di Aceh masih lima orang. Pasien pertama berinisial AA meninggal dalam rawatan di RSUZA.
Dua orang lagi pria dari Aceh Besar. Keduanya dinyatakan sembuh dan sudah kembali ke rumah.
Satu lagi pasien perempuan dari Banda Aceh, berumur 60 tahun. Ini pun dinyatakan sembuh dan sudah kembali ke rumah.
Namun, suaminya masih positif corona dan dirawat lanjutan di RSUZA. Selain corona, yang bersangkutan memiliki penyakit penyerta (komorbid), yakni diabetes mellitus. (*)