Warga Ramai-ramai Kembalikan Beras Bantuan, Ini Sebabnya
Mereka merasa masih berkecukupan dan ingin berbagi dengan warga lain yang lebih membutuhkan.
Tak hanya pasar kabupaten, pasar tradisional atau pasar nagari juga akan ditutup sementara waktu sambil dilakukan penyemprotan disinfektan.
Sebagai gantinya, beberapa kebijakan telah dikeluarkan oleh Pemkab Agam mulai hari ini seperti operasi pasar khusus.
"Penutupan pasar secara bertahap yang kita maksud adalah membatasi interaksi penjual dan pembeli.
Rata-rata Agam memiliki banyak pasar tradisional yang pembeli dan penjualnya adalah masyarakat sekitar.
Mereka bisa melakukan transaksi di kebun atau di rumah, tidak melalui pasar," terang Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Agam Martias Wanto, ketika dihubungi, Rabu (1/4/2020).
Dengan kebijakan seperti ini, menurutnya, berarti telah mengurangi jumlah orang berkerumun di pasar.
Tak hanya itu, pihaknya juga menilai dengan kondisi pasar tradisional yang sanitasinya masih kurang dari pasar modern, maka memang sebaiknya aktivitas di pasar dikurangi.
"Tak hanya itu, pasar tradisional atau pasar nagari ini kan tidak mempunyai pagar dan aturan yang tegas untuk orang berjualan, sehingga bisa saja akan ada pihak luar yang berjualan atau membeli dari daerah pandemi," ucapnya.
Untuk saat ini, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu lama di pasar dan segera pulang usai membeli.
Bagikan beras dan garam
Mengatasi penutupan pasar ini, Pemkab Agam mulai hari ini membagikan beras kepada masyarakat yang dirasa berhak sebanyak 10 kg per kepala keluarga.
Bagi yang di rumahnya terdapat dua kepala keluarga atau lebih mendapatkan jatah sebanyak 20 kg.
Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan garam secara cuma-cuma kepada semua KK di Kabupaten Agam.
Cara pembagiannya adalah dengan mendatangi masyarakat secara langsung, tidak dilakukan secara massal.
"Untuk antisipasi lebih lanjut ke depan, jika kondisi terus memburuk, kami juga membagikan bibit sayuran cepat panen kepada masyarakat.