Berita Pidie
Kecipratan Rezeki di Tengah Ancaman Corona, Omset Penjahit di Pidie Meningkat, Banjir Order Masker
Masker kain, kini diburu oleh institusi dan toko yang bisa dipakai masyarakat, mengingat masker medis yang kini semakin langka di Pidie.
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Nur Nihayati
Masker kain, kini diburu oleh institusi dan toko yang bisa dipakai masyarakat, mengingat masker medis yang kini semakin langka di Pidie.
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI- Usaha menjahit salah satu aktivitas menguntungkan di tengah ancaman wabah Corona.
Betapa tidak, usaha menjahit yang melakukan stay at home justru kecipratan rezeki, seiring banyaknya order masker kain.
Masker kain, kini diburu oleh institusi dan toko yang bisa dipakai masyarakat, mengingat masker medis yang kini semakin langka di Pidie.
Penggunaan masker salah satu upaya memutuskan mata rantai wabah penyebaran virus Corona.
" Hampir setiap hari, kami menerima tempahan masker kain. Omset kami meningkat," ungkap Epa Sarida (36) kepada Serambinews.com, Selasa (14/4/2020).
• Adanya Bantuan Tempat Cuci Tangan, Perekonomian Pedagang Merasa Dibantu Tumbuh Kembali
• Seribu Liter Disinfektan Kembali Disemprotkan di Simeulue, Ini Lokasinya
• Mutia Kanasa, Ajak Masyarakat Ayo Lawan Covid-19
Usaha menjahit tersebut dibukanya di depan rumahnya di Gampong Lampog Krueng, Kecamatan Kota Sigli, Pidie dengan nama Epa Konveksi.
Kata Epa, order masker kain diterimanya mulai tanggal 1 April 2020, untuk pesanan toko berjumlah 70 lusin.
Sejak itulah, kata Epa, order masker kian tinggi pemesanannya yang terus meningkat.
" Polsek Grong-Grong memesan 100 masker kain.
Lalu, Polres Pidie 5.000 masker dan partai politik lokal juga memesan sekitar 1.000 masker kain," sebutnya.
Ia menjelaskan, harga masker djual Rp 5.000 per lembar.
" Kalau masker dua lapis kain harganya di atas Rp 5.000 per lembar," ujar Epa yang terlihat jari jemarinya yang sibuk berjibaku di atas mesin jahit.
Ia mengatakan, saat ini order masker kain tinggi, sehingga dirinya harus bekerja setelah menunaikan Shalat Subuh.
" Selama empat jam, saya mampu menjahit masker 150 lembar. Dalam bekerja saya dibantu empat saudaranya," jelas Epa. (*)