Corona Serang Dunia
Kisah Seorang Ibu Berjuang Melawan Dua Pandemi Global, Virus Flu Babi dan Corona
Nadia yang masih berusia 36 tahun itu menceritakan dia mulai merasa tidak sehat pada malam 11 Maret 2020.
Ketika dia sampai di rumah sakit, petugas kesehatan membawanya ke fasilitas dengan kursi roda dan memeriksa suhunya.
Sebelum pingsan, dia mendengar salah satu tenaga kesehatan mengatakan bahwa suhu tubuhnya 43 derajat Celcius.
"Saya tidak dapat mengingat hal lain setelah itu," kata Nadia.
Kemudian Nadia dinyatakan positif H1N1 dan ditempatkan di ruangan isolasi.
"Lingkungan tempatku berada, sama persis dengan yang ada sekarang (ruang isolasi virus corona)," ungkapnya.
Pada 2009, H1N1 atau flu babi menjadi pandemi global.
Di Singapura saja, lebih dari 400.000 orang terinfeksi dalam kurun waktu kurang dari setahun, sekitar 20 orang dinyatakan meninggal.
Nadia membutuhkan ventilator sebagai alat bantu bernafas dan obat-obatan untuk kesembuhannya.
Akhirnya, kondisi Nadia menunjukkan kestabilan dan ia dinyataan sembuh dan diperbolehkan pulang setelah hampir dua minggu dirawat.
Sejak saat itu, setiap kali Nadia merasakan sakit, dia akan mencari bantuan medis karena pengalamannya yang tidak menyenangkan akibat virus flu babi.
Di Tahun 2020 ini, Demam tinggi yang menyang dirinya pada 11 Maret lalu, ia memutuskan memeriksakan dirinya ke RS.
Hasil pemeriksaan X-ray menunjukkan bercak di paru-paru Nadia, kemudian dirinya dikirim ke ruang isolasi.
"Saya tidak terkejut karena paru-paru saya lemah, tetapi saya sama sekali tidak memikirkan Covid-19," kata Nadia,
Nadia memberi tahu suaminya yang berusia 38 tahun untuk tinggal di rumah untuk menjaga anak-anak mereka.
"Aku tidak menaruh kecurigaan apa pun denganku. Kupikir aku akan segera keluar," ujarnya.