Wawancara Eksklusif
Mari Bersiap Hadapi Corona hingga Lebaran
GUBERNUR Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan, kecenderungan penyebaran virus Corona 2019 (Covid-19) di provinsi itu
Ketika Anda mengambil tindakan PSBB, menyangkut kepentingan banyak publik. Seperti ojek online tidak bisa beroperasi. Apakah Anda tidak khawatir kena bullying atau dipersalahkan netizen?
Terhadap berbagai komentar miring selama melakukan penanganan Covid-19 ini, saya menganggap hal itu bukan sebagai bentuk masalah. Kalo soal bully itu tidak apa-apalah, itu bagian dari takdirnya Gubernur Jakarta. Paketnya itu di ejek dibully itu udah sepaket dan diterima sebagai kenyataan bukan sebagai masalah.
Bagaimana efektivitas dan manfaat PSBB yang sudah diterapkan?
Sebetulnya, Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan kebijakan PSBB lebih dulu, sebelum disetujui Kementerian Kesehatan RI. Kebijakan PSBB yang dilakukan Anies di antaranya menutup sementara tempat pariwisata yang dikelola pemerintah atau swasta, meliburkan aktivitas sekolah, mengubah metode kerja pekerja menjadi bekerja di rumah (work from home/WFH), mengurangi jam operasional angkutan publik dan sebagainya.
Pemprov DKI juga sudah bicara ke masyrakat sebelum Pusat memberi pengumuman resmi adanya positif Covid, pada awal Maret. Apa pertimbangannya?
Saya sudah memanggil tim intelijen dan imigrasi untuk memantau keluar masuk orang Tiongkok di Jakarta, sejak Januri lalu. Mereka yang tergabung dalam Tim Pengawasan Orang Asing (Tim Pora) itu diminta awasi pergerakan Covid-19. Jadi sejak Januari kami monitor terus Covid-19. Saya panggil Tim Pora yang didalamnnya ada imigrasi dan intelijen. Disitu saya tanya dimana saja orang Tiongkok di Jakarta karena saya perlu datanya untuk diawasi.
Antisipasi dini itu bukan tanpa sebab. Hal itu lantaran Jakarta merupakan satu dari gerbang dunia. Dalam hal ini Jakarta bukan hanya terhubung dengan Indonesia tapi juga terhubung dengan negara-negara lainnya di dunia. Ia meyakini Ibu Kota ini akan menjadi pintu masuk virus Covid-19 ke Indonesia.
Bahkan sejak awal Januari, DKI Jakarta sudah memiliki data pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pengawasan (ODP). Dinas Kesehatan saat itu sudah diwajibkan mengirimkan data-data ODP dan PDP yang didapat dari laporan Tim Pora. Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga sudah membuat briefing dengan seluruh rumah sakit di Jakarta untuk melaporkan pasien yang memiliki gejala Covid-19. Semua itu sudah dilakukan Jakarta bahkan sebelum nama Covid-19 lumrah dipakai. Saat itu namanya masih Pnemunia Wuhan.
Apa makna dan hikmah yang dapat kita petik dari pandemi ini?
Saya memandang pandemi Covid-19 merupakan peringatan yang luar biasa (dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa) bagi manusia. Dimana kehadiran kita selama ini telah luar biasa mengeksploitasi ekologi untuk ekonomi. Sudah saatnya ekologi dan ekonomi berjalan bersama kembali, jadi ini satu peringatan kolosal (besar) bagi kita semua.
Apa imbauan Anda kepada masyarakat Jakarta?
Saya mengajak masyarakat untuk bersiap menghadapi penyebaran virus Covid-19 dalam waktu yang panjang, yang belum diketahui ujungnya. Jadi, masyarakat Jakarta khususnya harus bersiap untuk waktu yang cukup panjang, paling tidak selama bulan Ramadhan. Mungkin kita akan menghadapi situasi yang masih seperti sekarang. Saya pun mengimbau untuk tidak mudik saat Lebaran. (warta kota/faf/jos/m24)