VIRAL Babi Disuntik Virus Corona dan Dijadikan Makanan untuk Babi Lainnya, Ini Alasannya
Seorang ilmuwan China menyuntikkan anak babi dengan virus corona, kemudian menggilingnya untuk dijadikan makanan babi lainnya.
Laporan Wartawan Grid.ID, Devi Agustiana
SERAMBINEWS.COM – Diketahui bersama bahwa virus covid-19 berasal dari kota Wuhan, China.
Virus yang sudah berstatus pandemi global ini, kian hari semakin membuat masyarakat panik di berbagai negara.
China selalu berbuat sesuatu dan melakukan berbagai hal untuk menggali informasi akan suatu hal yang bikin mereka penasaran.
Nah, kali ini mereka meneliti soal virus corona atau covid-19 dengan menyuntikan virus tersebut pada babi.
Tidak diragukan lagi virus corona adalah salah satu penyakit paling menular saat ini.
Dengan tingkat penularaannya yang tinggi menyebabkan virus ini dengan cepat menyebar hingga ke seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Beragam penelitian dilakukan untuk mengamati virus ini termasuk penelitian yang cukup ekstrem ini.
Seorang ilmuwan China menyuntikkan anak babi dengan virus corona, kemudian menggilingnya untuk dijadikan makanan babi lainnya.
Lantas, apa tujuannya melakukan hal tersebut?
• Hindari Kecelakaan Yuridis, HRD Ingatkan Keuchiek Cermati Surat Edaran Menteri Desa
• Viral, Aksi Wanita Menukar-nukar Telur di Supermarket, Tingkahnya Timbulkan Ragam Komentar
• Viral Pemuda Nikahi Janda Lebih Tua 15 Tahun, Orangtua Pria Setuju setelah Diberi Ini oleh Si Wanita
Menurut laporan, penelitian yang diterbitkan oleh Institute Virolory Wuhan, hal tersebut dilakukan ilmuwan untuk menyelidiki penularan lintas spesies virus corona.
Dengan menyuntikkan anak babi berusia 3 tahun dengan virus corona dan menjadikannya makanan untuk babi lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengamati wabah virus corona yang mungkin menyerang peternakan di China.
Para ilmuwan dalam penelitian tersebut menuliskan, "Studi ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi keanekaragaman dan distribusi virus corona kelelawar untuk mengurangi wabah di masa depan."
Meskipun diyakini bahwa lonjakan terjadi setelah virus itu menyebar dari hewan ke manusia.