Breaking News

Virus Corona Serang Dunia

Virus Corona di Amerika Serikat Sudah Lewati Puncak, Donald Trump Akan Longgarkan Lockdown

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berujar wabah virus corona di AS telah "melewati puncak", dan berencana melonggarkan aturan lockdown.

Editor: Faisal Zamzami

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berujar wabah virus corona di AS telah "melewati puncak", dan berencana melonggarkan aturan lockdown.

Trump berjanji akan menjabarkan rencananya pada Kamis (16/4/2020), walau grafik jumlah korban Covid-19 di Negeri "Uncle Sam" belum mengendur.

AFP mengabarkan, dalam 24 jam terakhir saja di AS terdapat 2.600 korban meninggal dunia akibat Covid-19.

Sementara itu di seluruh dunia jumlah nyawa yang melayang mencapai 134.000.

Namun Trump bersikeras dengan mengatakan, "strategi agresif" melawan virus itu berhasil dan "data menunjukkan secara nasional kita telah melewati puncaknya pada kasus-kasus baru."

Presiden 73 tahun itu menjanjikan adanya "pedoman" secara cepat pada pembukaan kembali sebagian negara, dan menyarankan kepada negara-negara bagian dengan dampak minim dari virus corona, untuk melonggarkan pembatasan sebelum 1 Mei.

Sementara itu di negara-negara lainnya, para pemimpin berhadapan dengan dilema tentang bagaimana caranya kembali memulai perekonomian, tanpa risiko gelombang kedua infeksi.

Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak "kehati-hatian ekstrem" ketika ia mengumumkan langkah-langkah awal membuka kembali beberapa toko, dan secara bertahap memulai lagi kegiatan di sekolah.

Di belahan Eropa lainnya Denmark mulai membuka lagi sekolah untuk anak-anak, setelah ditutup selama sebulan.

Finlandia juga telah mencabut blokade di Helsinki.

Kemudian Lithuania mengatakan, akan mengizinkan toko-toko dibuka kembali mulai Kamis, sedangkan Iran akan mengizinkan beberapa usaha kecil untuk beroperasi lagi.

Sebaliknya, Inggris akan memperpanjang kebijakan lockdown yang rencananya diumumkan Kamis, lalu Belgia memperpanjang aturan untk tetap di rumah sampai 3 Mei.

Diiringi kekhawatiran

Meski beberapa negara hendak kembali ke kehidupan normal, banyak warganya yang menyuarakan kekhawatiran bahwa virus corona belum sepenuhnya dikalahkan.

Ketua PBB Antonio Guterres mengatakan, hanya "vaksin yang aman dan efektif" yang dapat mengembalikan dunia menjadi normal, dengan harapan vaksin akan tersedia di akhir tahun.

Begitu pun dengan kepala eksekutif Yayasan Bill & Melinda Gates yang mengungkapkan, tantangan yang dihadapi umat manusia untuk melindungi diri dari virus di masa depan.

 "Ada 7 miliar orang di planet ini," kata Mark Suzman.

"Kita perlu melakukan vaksinasi ke hampir setiap orang. Tidak ada kapasitas produksi untuk melakukan itu."

AFP mengabarkan, dengan vaksin pun virus ini tetap akan menggerogoti perekonomian dunia, dengan IMF (International Monetary Fund) memperingatkan bahwa 9 triliun dollar AS (Rp 142 triliun) dapat melayang di Great Depression kedua.

Di AS sendiri pandemi ini telah menyebabkan setidaknya 17 juta orang kehilangan pekerjaan, dan banyak yang menjadi semakin putus asa.

"Akhir bulan ini saya selesai," kata Reuben Isaacson dari Boca Raton, Florida, yang di-PHK dari startup e-commerce bulan lalu.

"Ketika moratorium penggusuran dicabut dan Florida belum membayar uang kepada siapa pun, banyak orang akan menjadi tunawisma dan itu termasuk saya," terangnya pada jurnalis AFP.

 Nada optimis

Terlepas dari kekhawatiran yang melingkupi masyarakat, terdapat pula kisah-kisah inspiratif yang menggugah semangat.

Di Birmingham, Inggris, Connie Titchen (106) berhasil melawan virus dan dipuji staf medis ketika dia pergi menemui cucu-cucunya.

Di Inggris juga, Tom Moore (99) seorang veteran Perang Dunia II telah mengumpulkan hampir 12 juta poundsterling (Rp 236 miliar) untuk petugas kesehatan, dengan mengitari kebunnya memakai kerangka berjalan.

 "Dalam perang terakhir tentara berseragam di garis depan. Kali ini tentara kami adalah dokter dan perawat," kata Moore pada TV Inggris awal pekan ini.

"Kita akan selamat dari ini," tegasnya.

Kemudian di New Orleans, Burnell Cotlon menghabiskan tabungan hidupnya untuk membuka toko kelontong, membantu orang-orang yang kesulitan mencari makan akibat wabah virus corona.

"Seluruh dunia telah berubah," katanya pada AFP.

Banyak pelanggannya telah di-PHK dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka, katanya.

"Karena mereka tidak bekerja lagi, mereka tidak punya uang. Tapi mereka masih harus memberi makanan anak-anak mereka."

"Jadi orang-orang datang ke sini sepanjang waktu, mencari pekerjaan, mencari makanan, mencari jawaban, dan harapan," pungkasnya.

Wakil Walikota Lhokseumawe Sidak Pasar, Ini Dua Komunitas Barang yang Mengalami Kenaikan Harga

Ketua Komisi C DPRK Aceh Tengah Sebut Polemik Pesangon Karyawan Hyundai Bisa Jadi Bom Waktu

Satu Warga Abdya Berstatus ODP, Perantau yang Kembali dari Luar Negeri Berjumlah 931 Orang

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona di AS Sudah "Lewati Puncak", Trump Akan Longgarkan Lockdown",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved