Penarik Beca Datangi DPRK, Tak Dapat Bantuan dan Satlantas Polres Langsa

Puluhan abang beca motor (betor), Kamis (16/4) mendatangi gedung DPRK Langsa untuk mengadukan tidak mendapat bantuan langsung tunai

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Penarik Beca Datangi DPRK, Tak Dapat Bantuan dan Satlantas Polres Langsa
SERAMBI/ZUBIR
Para penarik becak motor saat berada dihalaman DPRK Langsa, mereka mengadu kedewan karena tak dapat bansos daei SatLantas Polres Langsa,(16/14/2020).

LANGSA - Puluhan abang beca motor (betor), Kamis (16/4) mendatangi gedung DPRK Langsa untuk mengadukan tidak mendapat bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 600 ribu dari Satlantas Polres Langsa. Bantuan sosial (bansos) itu merupakan program keselamatan tahun 2020 dari Mabes Polri bagi para sopir dan jasa angkutan terdampak Corona Virus Disease (Covid-19).

Bansos itu secara simbolis telah disalurkan kepada 10 perwakilan sopir jasa angkutan pada Rabu (15/4/2020), di Mapolres Langsa. Namun yang mendapatkan sebanyak 253 orang, yang akan disalurkan pihak Sat Lantas Polres Langsa, pada hari Jumat (17/4) dan Sabtu (18/4).

Puluhan abang betor ini datang ke gedung DPRK pada Kamis (16/4) sekitar pukul 13.20 WIB dan perwakilan abang beca dipersilahkan masuk ruang kerja Wakil Ketua I DPRK Langsa, Saifullah. Saat itu, juga dijaga personil Polres Langsa, dan tampak hadir, Kasat Lantas, AKP Hendra Marlan, Kasat Intelkam AKP Zulfahmi, Kabag Ops, AKP Sartono, Iptu Arief Sukmo Wibowo SIK.

Kepada Wakil Ketua DPRK Langsa, Saifullah, salah seorang tukang beca, Ismail, mengatakan bantuan dari Sat Lantas Polres Langsa itu tidak adil, karena tidak semua tukang beca mendapatkannya. Menurutnya, jumlah penarik betor di Langsa ini ada sekitar 1.500 orang, akan tetapi yang mendapat bansos hanya 100 orang lebih.

"Kami tukang betor lainnya juga sama sangat berimbas terhadap Covid-19 ini, selama ini sewa sangat menurun, tetapi kenapa hanya sebagian tukang becak yang dapat," ujarnya. Dia menambahkan, seharusnya pembagian bantuan itu adil dan merata, karena selama ini dengan adanya Covid-19, mereka hanya mendapat penghasilan Rp 20 ribu per hari.

"Uang hasil kami menarik becak Rp 20 ribu untuk makan sekeluarga tidak cukup dan kami berharap, jika ada bantuan, semua dapat, sehingga adil," katanya. Dikatakan, pihaknya datang ke DPRK Langsa ini, meminta solusi, agar penarik beca lainnya juga bisa mendapatkan bantuan.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Langsa, AKP Hendra Marlan yang juga hadir menyampaikan, bansos yang disalurkan pihaknya hanya tersedia untuk 253 sopir jasa angkutan di Langsa. Dikatakan, dari jumlah itu, untuk tukang betor hanya sebanyak 106 orang, selebihnya untuk para sopir dan kernek jasa angkutan travel, dan taxi. 

Disebutkan, bansos program keselamatan 2020 terdampak Covid-19 ini berasal dari Mabes Polri, yang akan disalurkan selama 3 bulan, dimana dan setiap bulan Rp 600 ribu/orang. Dijelaskana, waktu diberikan untuk pendataan sangat singkat, hanya dua hari, sehingga hanya terdata 253 orang saja yang mendapat bansos ini.

Menyikapi keluhan tukang betor ini, Wakil Ketua I DPRK Langsa, Saifullah, menjelaskan harus dipahami bahwa setiap pembagian bantuan pasti ada pro dan kontra. Dia mengatakan tidak mungkin semuanya akan terpenuhi, sehingga saat pendataan juga dilakukan secara acak.

"Kita tidak mungkin komplain, bila ada donatur yang hendak memberikan bantuan dampak Covid-19, karena bantuan yang ada, juga terbatas," sebut Saiful.

Menurut Saiful  para abang betor yang tidak kebagian bansos, jangan berkecil hati, karena tak mungkin semua akan mendapatkannya dengan kuota yang terbatas. Saat ini, katanya, pihak DPRK dan Pemko Langsa  juga sedang mengadakan rapat terkait rencana penyaluran bantuan pandemi Covid-19.

Rencananya bantuan covid-19 ini akan diberikan kepada 2.000 kepala keluarga (KK), dimana setiap KK memperoleh bantuan sebesar Rp 200 ribu.(zb)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved