Info Subulussalam 

Pengrajin Tikar Pandan Kampong Longkib Subulussalam, Menjaga Tradisi dari Gerusan Zaman 

Tangan perempuan itu, bergerak cepat menyusun helai demi helai lembaran daun pandan menjadi tikar. 

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
TIKAR PANDAN - Kaum perempuan di Kampong Longkib, Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam, membuat tikar pandan, Jumat (14/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Belakangan seiring perkembangan zaman, pengrajin tikar pandan mulai berkurang. Rata-rata pengrajinnya tinggal perempuan tua.
  • Sementara gadis-gadis desa sudah jarang yang memiliki keahlian membuat tikar pandan.
  • Holidah merupakan salah satu perempuan yang masih mempertahankan kerajinan tikar pandan di Kampong Longkib. 

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Dede Rosadi I Subulussalam 

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Tangan perempuan itu, bergerak cepat menyusun helai demi helai lembaran daun pandan menjadi tikar. 

Ia tetap menyempatkan diri membuat tikar pandan, di sela kesibukannya mengurus anak dan melayani pembeli di warung pinggir sungai Lae Soraya.

Perempuan tersebut bernama Holidah penduduk Kampong Longkib, Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam.

Kali ini dirinya membuat tikar pandan yang bahannya telah selesai diolah dan diberi pewarna.

Dahulu kaum perempuan di daerah aliran sungai Lae Soraya, rata-rata ahli membuat anyaman tikar pandan.

Keahlian itu, diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang mereka. 

Tikar pandan pada masanya merupakan teman hidup dari sejak lahir hingga akhir hayat. 

Zaman dahulu kaum perempuan melahirkan dengan alas tikar pandan. Begitu bayi lahir tikar pandan juga menjadi alas tempat tidur bayi.

Lantaran bahanya alami mampu menyerap panas ketika sedang musim panas. Sebaliknya mampu memberikan rasa hangat bagi bayi saat musim hujan. 

Ketika meninggal tikar pandan biasa digunakan sebagai pembungkus jenazah. Sebab teksturnya yang lembut dan ringan mudah untuk digunakan.

Belakangan seiring perkembangan zaman, pengrajin tikar pandan mulai berkurang. Rata-rata pengrajinnya tinggal perempuan tua. 

Sementara gadis-gadis desa sudah jarang yang memiliki keahlian membuat tikar pandan. 

Holidah merupakan salah satu perempuan yang masih mempertahankan kerajinan tikar pandan di Kampong Longkib. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved