Corona Serang Dunia

Warga Iran Serbu Pasar, Seusai Pemerintah Izinkan Dibuka

Ribuan warga Iran menyerbu pasar dan pusat perbelanjaan pada Sabtu (18/4) seusai pemerintah mengeluarkan izin untuk dibuka.

Editor: M Nur Pakar
AFP/ATTA KENARE
Warga Iran memakai masker saat menyerbu pasar di Ibu Kota Teheran seusai pemerintah mengizinkan pembukaan sektor perekonomian, terutama pertokoan dan pasar pada Sabtu (18/4/2020). 

SERAMBINEWS.COM, TEHERAN – Ribuan warga Iran menyerbu pasar dan pusat perbelanjaan pada Sabtu (18/4) seusai pemerintah mengeluarkan izin untuk dibuka.

Sebelumnya, sudah beberapa pekan ditutup untuk mencegah penyebaran virus Corona yang terus meluas.

Ada peningkatan "signifikan" dalam penggunaan jalan raya pada hari Sabtu, menurut kepala polisi lalu lintas Teheran, yang mengatakan kepada TV pemerintah bahwa beberapa langkah anti-kemacetan telah dicabut untuk mencegah penggunaan transportasi umum.

Beberapa warga Teheran, Sabtu (18/4/202)  mengatakan mereka masih khawatir wabah, tetapi harus kembali bekerja untuk menutupi kebutuhan hidup.

"Kurasa belum aman," kata Reza Jafari, seorang salesman di toko grosir tas di ibukota. "Tapi aku harus kembali bekerja karena alasan keuangan. Jika aku punya pilihan, aku tidak akan melakukannya, tetapi jika toko tetap tutup lebih lama kita bisa diberhentikan."

Iran Tuduh AS Kecanduan Bunuh Orang, Kali Ini dengan Virus

Jafari, berbicara melalui telepon, mengatakan pengecer dari provinsi lain berbondong-bondong ke toko untuk menyegarkan kembali stok mereka.

Bahkan, sebagian besar pemilik toko dan pelanggan tidak memakai masker atau sarung tangan.

Di Grand Bazaar terdekat, banyak pemilik toko duduk di tangga kios-kios yang tertutup, mengatakan bahwa tidak diizinkan untuk dibuka kembali sampai 1 Mei.

Mereka memprotes apa yang mereka lihat sebagai standar ganda, dengan toko-toko di luar pasar bekerja, sementara mereka tetap dilarang..

"Bagaimana saya bisa tetap tinggal di rumah? Keluarga saya lapar," kata Hamdollah Mahmoudi, 45, seorang pekerja toko di pasar.

"Dan seseorang sakit mental tanpa kerja".

Morteza, 30, mengatakan ia tidak dapat membuka kiosnya meskipun ada tekanan dari kreditor.

"Ini adalah coronavirus tahap kedua bagi saya," katanya.

"Aku akan lebih baik mati sekarang,” tambahnya.

Sementara, Iran lambat menanggapi pandemi dan menunda pembatasan, sehingga korban terinfeksi virus Corona sudah mencapai 80.000 orang dan lebih dari 5.000 kematian.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved