Bersikaplah Seolah Siapa pun yang Berhadapan dengan Kita Bervirus Corona
Saran tersebut disampaikan Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT, K-Spine FICS
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Waspada dan selalu berhati-hati saat berhadapan atau berinteraksi dengan orang lain harus dibiasakan sebagai sikap keseharian warga Aceh di masa wabah corona ini.
Saran tersebut disampaikan Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT, K-Spine FICS menjawab Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (19/4/2020) pagi.
"Selama masa pandemi Covid-19 ini kita harus berperilaku seolah siapa pun yang berhadapan dengan kita bervirus corona. Pokoknya selalu waspada," kata Dr Azharuddin.
Hal itu diutarakan Azhar setelah pada Sabtu (18/4/2020) siang bertambah satu lagi pasien positif corona di Aceh, yakni seorang pria asal Gayo Lues.
Berdasarkan hasil pemeriksaan swab di Laboratorium PCR Balitbang Dinas Kesehatan Aceh di Siron, Aceh Besar, pasien berinisial NSL (41), asal Gayo Lues ini dinyatakan positif Covid-19 pada Sabtu kemarin.
Ini pasien pertama pada bulan April di Aceh yang positif corona setelah lebih dari dua pekan tak seorang pun penduduk Aceh yang terinfeksi Covid-19.
• Semprot Disinfektan di Tempat Publik, Ketua DPRK Apresiasi Pemko Banda Aceh
• Jersey Ayah Angkatnya CR7 Laku Rp 180 Juta, Martunis Langsung Lapor ke Cristiano Ronaldo
• Provinsi Sepakat Tambah Kekuatan di Posko Perbatasan

Sebelumnya, yang terakhir dinyatakan positif corona di Aceh adalah YRP (23).
Pria asal Aceh Besar ini keluar hasil pemeriksaan swab-nya dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta pada 29 Maret 2020 dan dinyatakan positif corona.
Sebelumnya ia punya riwayat perjalanan berbulan madu ke Malaysia. Namun, istrinya tak terinfeksi corona.
Adapun warga Gayo Lues sebagai pasien keenam yang positif corona di Aceh kemarin dikabarkan punya riwayat perjalanan dari Batam ke Medan, terus naik bus ke Blangkejeren, ibu kota Gayo Lues.
Si pasien juga berprofesi sebagai awak buah kapal (ABK) yang singgah di beberapa pelabuhan dalam wilayah Indonesia.
"Nah, apa yang bisa kita petik dari peristiwa ini? Yang bersangkutan jelas pulang dari lokasi transmisi lokal pandemi Covid-19. Riwayat perjalanannya ini sangat penting bagi kita untuk membangun dan meningkatkan kewaspadaan terhadap pendatang ataupun pemudik," kata Azharuddin.
Terkait adanya lagi pasien yang positif corona di Aceh--setelah dua minggu nihil--Azhar mengaku dua kali ditelepon Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah MT untuk kembali mengingatkan masyarakat Aceh agar tidak terus mengabaikan, apalagi melecehkan imbauan Pemerintah Aceh untuk mematuhi sepenuhnya protokol pencegahan Covid-19.
• Perjuangan Seorang Ibu di Pidie, Ditinggal Suami, Sakit dan Harus Merawat Tiga Anaknya
• Selalu Klaim Bebas dari Corona, Akhirnya Korea Utara Konfirmasi Kasus Covid-19 Pertama
• Peneliti Sebut Vaksin Virus Corona Siap Diproduksi Secara Massal September Mendatang
Azhar juga mengimbau siapa pun warga Aceh atau pendatang yang dalam 14 hari terakhir berkunjung ke daerah pandemi Covid-19 lalu kembali ke Aceh, maka ia harus segera melakukan isolasi mandiri di rumah selama dua minggu.
Yang bersangkutan pun harus melaporkan kepulangannya kepada keuchik atau kepala desa setempat.
Jika dalam masa isolasi itu dirasakan ada gejala demam, pilek, dan batuk plus diare maka segera hubungi pihak puskesmas setempat agar segera dijemput oleh petugas.
Hindari datang sendiri ke puskesmas atau rumah sakit jika keluhan sakitnya mirip gejala terinfeksi virus corona.
Untuk kasus pasien positif corona asal Gayo Lues, kata Azharuddin, Tim Surveilans Dinas Kesehatan Blangkejeren telaj bekerja keras untuk menswab (tracking) siapa-siapa saja yang telah bertatap muka atau kontak langsung dengan pasien asal Gayo Lues itu.
"Kalau mereka saat bertatap wajah selama ini memakai masker dan menjaga jarak aman, ya kecil kemungkinannya tertular corona. Demikian pula sebaliknya. Jadi, ya kita tunggu saja siapa yang positif atau yang negatif. Kita harapkan dan doakan semua hasil swab-nya nanti negatif," kata Azharuddin.
Ia tak lupa memberi contoh bahwa istri dan semua anak dari AA (56), pasien Covid-19 pertama di Aceh yang meninggal, semua hasil swab-nya negatif.
Demikian pula istri YRP (23) yang berbulan madu ke Kuala Lumpur.
Bukan cuma itu, bahkan sedikitnya tujuh pasien dalam pengawasan (PDP) di Aceh yang berdasarkan rapid test positif corona ternyata setelah dilakukan uji swab, semuanya negatif corona.
"Jadi, tidak perlu cemas berlebihan, tapi kita harus selalu waspada bahwa kita bisa tertular dan menulari orang lain," demikian Dr Azharuddin yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. (*)