Breaking News

Perjuangan Seorang Ibu di Pidie, Ditinggal Suami, Sakit dan Harus Merawat Tiga Anaknya

Warga Gampong Peukan Sot, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, ini mengalami sakit sejak empat minggu lalu

Editor: bakri
SERAMBI/ M NAZAR
Jamaah Subuh Masjid Agung Alfalah, Sigli, membesuk Rosna, warga miskin yang terbaring sakit di rumahnya, kawasan Gampong Peukan Sot, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, Sabtu (18/4/2020). 

Rosna (34) sendirian merawat tiga anak-anaknya yang masih kecil. Suaminya sudah lama tak pulang. Kini cobaan lain datang, ia menderita sakit dan hanya bisa terbaring di atas tempat tidur. Pikirannya kalut, sementara anak-anaknya perlu makan, perlu ada yang merawat.

HARI-hari Rosna hanya dihabiskan di atas tempat tidur. Warga Gampong Peukan Sot, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie, ini mengalami sakit sejak empat minggu lalu. Kini ia hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Hanya matanya yang menyapa menyambut kedatangan jamaah Subuh Masjid Alfalah Sigli, Sabtu (18/4/2020).

Ia terlihat ditemani dua anaknya Harbaini (16) dan M Afdal (10) yang sesekali mengipas tubuh ibunya dengan dengan kerta kardus kemasan. Sementara anaknya yang paling kecil, M Kaihan (2,2 tahun) diam digendongan Hindon (42), kakak kandung Rosna.

Di rumah berdinding kayu itu Rosna tinggal bersama tiga buah hatinya dan kedua orang tuanya. Namun kondisi ayah dan ibunya juga tak jauh berbeda dengan Rosna. Sang ayah mengalami sakit, sedangkan sang ibu mengalami gangguan mental.

Hindon menceritakan, adiknya tersebut sakit sudah sejak empat minggu lalu. "Adik saya ini awalnya mengalami cacar api, sempat kami obati pakai obat gampong," katanya kepada Serambi, saat dibezuk jamaah Subuh Masjid Alfalah.

Dari upaya pengobatan tersebut, kondisi Rosna bukan malah membaik, tetapi justru semakin memburuk. Tubuhnya mengalami demam dan tak sanggup lagi berjalan. Bengkak-bengkak juga muncul di bagian kulitnya. Rosna pun dibawa ke Puskesmas Simpang Tiga.

“Anjuran dokter adik saya dirawat jalan di rumah. Sebab kalau rawat inap kita tidak ada biaya untuk keperluan sehari-hari di rumah sakit. Belum lagi anaknya yang masih kecil, siapa yang jaga," ungkap Hindon.

Rosna dikatakan sang kakak, selama ini merupakan tulang punggung keluarga. Sejak ditinggal suami, Rosna berusaha memenuhi kebutuhan anak-anak dan kedua orang tuanya dengan menjadi tukang cuci pakaian dari rumah ke rumah.

Hindon tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kondisi adik, anak-anaknya, dan kedua orang tuanya tersebut. Air matanya bercucuran.

“Anaknya masih kecil-kecil, terkadang saya yang membantunya. Saya juga harus merawat kedua orang tua saya yang juga sakit,” isak perempuan tersebut sambul menyapu air matanya.

Hindon mengatakan, sejak Rosna sakit, kehidupan keluarganya benar-benar susah. Untuk biaya kebutuhan sehari-hari saja, mereka kesulitan untuk memenuhinya. Karena itu, ia dan keluargnya sangat berterima kasih sekali kepada jamaah subuh yang telah datang dan membantu Rosna bersama tiga anaknya. 

Koordinator Jamaah Sabuh, Apriadi SSos, kepada Serambi, Sabtu (18/4/2020) menyebutkan, jamaah subuh membantu dana sebesar Rp 11,1 juta untuk Rosna, termasuk juga kebutuhan bahan pokok. "Kami berharap bantuan itu bisa digunakan hingga lebaran nanti. Semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban Rosna," ujar Apriadi.(naz)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved