Tim Gugus Tracking Jejak Mahasiswi Malaysia
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh bergerak cepat begitu mendapat kabar ada dua mahasiswi
* 18 Warga Blangkrueng Diperiksa, Hasilnya Negatif
BANDA ACEH - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh bergerak cepat begitu mendapat kabar ada dua mahasiswi dan satu pelancong asal Malaysia yang terdeteksi terinfeksi Covid-19 (Corona) sepulangnya dari Aceh.
Senin (20/4/2020) kemarin, tim gugus turun ke gampong tempat tinggal kedua mahasiswi tersebut untuk melakukan tracking rekam jejak. Selain itu, kemarin juga dilakukan tes cepat (rapid test) terhadap 18 warga Blang Krueng yang tinggal di sekitar rumah kos salah satu mahasiswi.
“Tim sudah mulai melakukan tracking, dimana tempat tinggal mereka, kemana saja mereka, dengan siapa saja mereka kontak, ini sedang kita petakan semua di lapangan. Tadi pagi (kemarin) tim sudah mulai bekerja untuk itu,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr Hanif, kepada Serambi, Senin (20/4/2020).
Informasi yang ia terima, selama ini dua mahasiswi tersebut beraktivitas di kawasan kampus, Darussalam, dan tempat tinggalnya masing-masing. Tim gugus dikatakan Hanif, sudah mendatangi lokasi rumah kedua mahasiswi itu dan didapati sudah dalam keadaan kosong.
“Jadi sekarang tim menelusuri ke mana saja mereka selama ini, sering duduk di mana, dan sebagainya. Ini perlu kita telusuri agar kita bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” tambah dr Hanif.
Selain melakukan tracking jejak, kemarin Dinas Kesehatan Aceh Besar juga melakukan rapid test (tes cepat) terhadap 18 warga Blang Krueng, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, yang tinggal di sekitar sekitar rumah sewa salah seorang mahasiswi asal Malaysia.
Hasilnya, semuanya negatif. “Ya, Alhamdulillah semua yang kita tes negatif, itu mereka yang di Blangkrueng,” kata dr Hanif.
Selain di Blang Krueng, pihaknya juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap warga di sekitar rumah mahasiswi satunya lagi yang berada di gampong tetangga. “Semoga semuanya negatif dan kita berharap masyarakat tidak cemas,” ujarnya.
Rapid Test Massal
Dalam kesempatan itu, hanif juga menginformasikan bahwa rapid test massal juga akan dilakukan di seluruh Aceh. Namun, saat ini alat untuk itu belum mencukupi, karena Aceh baru memiliki 7.200 alat rapid test dan sudah didistribusikan ke unit-unit kesehatan di Aceh.
“Mungkin kita mulai dari Banda Aceh dulu, nanti juga akan ada tes massal di seluruh Aceh jika alatnya sudah cukup,” pungkasnya.
Sudah terjangkit
Sementara itu, Direktur RSUDZA Banda Aceh, dr Azharuddin, yang ditanyai Serambi terkait kasus dua mahasiswi asal Malaysia itu, menyampaikan bahwa tim gugus harus bergerak cepat menemukan rekam jejak keduanya selama di Aceh. Hal itu cukup penting untuk mengetahui penyebaran virus, jika memang sudah terjangkit sebelumnya.
Saat ditanya apakah dua mahasiswa itu terjangkit di Aceh atau saat pulang ke negaranya, misalnya di bandara atau tempat umum lainnya, Azharuddin mengatakan bahwa secara teori tidak mungkin sehari setelah terpapar bisa langsung didapati hasilnya positif Covid-19. “Kalau dalam perjalanan tertular dan besok diswab langsung positif rasanya tidak, jadi dia pasti sudah terjangkit beberapa hari sebelumnya,” kata Azharuddin.
Secara teori, lanjut dr Azharuddin, virus itu butuh masa untuk inkubasi. Makanya yang perlu diperjelas adalah, tanggal berapa dia berangkat dari Darussalam, tanggal berapa dia diperiksa positif swab-nya di Kuala Lumpur. “Kalau misalnya satu dua hari, itu tidak mungkin dia dapatnya di dalam pesawat atau dalam perjalanan, itu terlalu cepat, itu secara teori,” sambung Azharuddin.
Lagi-lagi, dia mengatakan, tracking terhadap dua mahasiswa itu sangat diperlukan untuk mencari tahu di mana keduanya terjangkit, jangan-jangan keduanya punya riwayat pulang dari daerah terjangkit. “Karena banyak orang sudah positif, tapi tidak muncul gejala. Makanya kenapa kita minta selalu menjaga jarak phycical distancing, pergerakan itu yang perlu kita lihat, jadi seseorang itu mampu menularkan ke orang lain dan mampu dia menerima tularan dari yang lain,” pungkasnya.(dan)