Update Corona di Subulussalam
Terimbas Virus Corona, Ini Daftar Harga TBS Kelapa Sawit Seluruh Pabrik di Subulussalam
Secara detail, Subangun merilis update harga TBS seluruh Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di Kota Subulussalam per 22 April 2020 pukul 08.00 WIB.
Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Subangun mengaku harga TBS yang dipatok di seluruh Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di Kota Subulussalam sudah jauh turun dari harga ditetapkan pemerintah.
Mestinya kata Subangun, harga papan PMKS masih bisa mengacu yang ditetapkan provinsi yakni di atas 1.400 per kilogram.
Ini lantaran harga CPO per tanggal 22 Maret 2020 masih Rp.7.700 per kilogram.
Dengan harga itu, lanjut Subangun masih sesuai dengan penetapan provinsi.
Lantaran itu, Subangun berharap juga kepada pemerintah pusat, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) maupun daerah agar dapat menjaga kestabilan pasar harga CPO ini.
Di samping itu, seluruh PMKS juga wajib mengikuti protokoler kesehatan dan terus berupaya membantu meringankan beban petani yang juga terdampak langsung.
Apalagi, lanjut Subangun sebenarnya produk turunan CPO saat ini juga sangat dibutuhkan di tengah pandemi covid-19.
Dia mencontohkan kebutuhan pangan & non-pangan, antara lain minyak goreng, margarine, sabun, hand sanitizer, gliserin, Bio Diesel (pasar domestik).
Semua ini menurut Subangun merupakan produk turunan CPO yang berasal dari kelapa sawit.
Sebelumnya diberitakan, bisnis TBS Kelapa Sawit di Kota Subulussalam kembali mengalami goncangan akibat terdampak virus corona atau Covid-19.
“Dalam seminggu ini terjadi beberapa kali penurunan,” kata Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Subangun Berutu Selasa (21/4/2020).
Subangun membenarkan terjadinya penurunan harga TBS di daerah ini sebagai dampak virus corona yang menerjang harga minyak sawit mentah (CPO).
Dikatakan, pasar global tengah lesu karena beberapa negara tujuan ekspor CPO mengalami penyebaran covid-19 gelombang kedua.
Dikatakan, pelemahan permintaan dari beberapa negara jadi pemicu utama anjloknya harga CPO pada perdagangan.
Subangun menjelaskan virus corona menjadi salah satu aktor melemahnya permintaan CPO sejumlah negara terkait.