Luar Negeri

Yaman Terpecah Belah, Separatis Selatan Merdekakan Diri

Yaman, negeri termiskin di Timur Tengah, ditambah dengan krisis kemanusiaan terburuk di Dunia, tercerai-berai

Editor: M Nur Pakar
AFP/File/Saleh Al-OBEIDI
Kota Aden, tempat separatis selatan Yaman mengumumkan pembentukan pemerintahan sendiri yang didukung Uni Emirat Arab 

SERAMBINEWS.COM, ADEN – Yaman, negeri termiskin di Timur Tengah, ditambah dengan krisis kemanusiaan terburuk di Dunia, tercerai-berai.

Wilayah selatan yang dikuasai separatis, Minggu (26/4/2020) mengumumumkan telah membentuk pemerintahan sendiri.

Mereka beralasan perjanjian damai dengan pemerintah telah hancur.

Hal itu juga aka memperparah konflik yang memang sudah berkepanjangan

Hal lainnya, akan terpisah dengan pemberontak Houthi dukungan Iran yang menguasai sebagian besar wilayah utara.

Dewan Transisi Selatan (STC) Separatis menuduh pemerintah gagal melakukan tugasnya dan "berkonspirasi" terhadap perjuangan selatan.

STC mengumumkan pemerintahan sendiri telah dimulai sejak Sabtu (24/4/2020) tengah malam.

Pemerintah mengutuk langkah itu dengan mengatakan separatis telah lama gelisah untuk meraih kemerdekaan di selatan .

Pemerintah juga menyatakan STC harus bertanggung jawab atas hasil bencana dan berbahaya.

Keruntuhan antara sekutu muncul saat koalisi yang dipimpin Saudi, mendukung pemerintah yang diakui internasional.

Saudi mendukung kelompok yang bertempur melawan pemberontak Huthi yang didukung Iran.

Riyadh  telah memperpanjang gencatan senjata sepihak untuk menangkal pandemi virus Corona,  sebuah langkah yang ditolak oleh Hputhi.

Kelompok separatis Yaman menandatangani perjanjian pembagian kekuasaan di Riyadh pada November 2019 lalu.

Pertempuran itu dijuluki "perang saudara di dalam perang saudara"

Pada Agustus 2019, mereke merebut kota Aden .

Pakta Riyadh dengan cepat menjadi tidak berfungsi, gagal memenuhi tenggat waktu untuk langkah-langkah utama.

Termasuk pembentukan kabinet baru dengan perwakilan yang sama untuk orang selatan, dan reorganisasi kekuatan militer.

Banjir Terjang Aden, Bencana di Yaman Makin Parah

Yaman Umumkan Kasus Virus Corona Pertama Sehari Setelah Gencatan Senjata

Hebatnya Cara Yaman Menangkal Pandemi Corona

STC mengumumkan mereka mendeklarasikan "pemerintahan sendiri di selatan mulai tengah malam pada 25 April 2020.

"Komite pemerintahan sendiri akan memulai pekerjaannya sesuai dengan daftar tugas yang diberikan oleh dewan kepresidenan," katanya.

Penduduk Aden melaporkan pengerahan besar pasukan STC di kota itu.

Anggota separatis mengatakan kepada AFP telah mendirikan pos pemeriksaan di semua fasilitas pemerintah, termasuk bank sentral dan pelabuhan Aden.

Kendaraan militer melaju melalui kota dengan bendera STC terbang tinggi.

Tetapi, beberapa kota lain di selatan tidak mengakui seruan memerintah sendiri dan akan tetap bersekutu dengan pemerintah pusat.

Menteri Luar Negeri Yaman, Mohammad al-Hadhrami mengatakan langkah STC kelanjutan dari pemberontakan bersenjata Agustus lalu dan deklarasi penolakan perjanjian Riyadh.

Puluhan ribu warga sipil telah tewas selama lima tahun terakhir dalam perang antara tentara pemerintah dan pemberontak H0uthi.

Awal bulan ini, Yaman melaporkan kasus pertama virus Coronadi Hadramawt, provinsi yang dikendalikan pemerintah selatan, menimbulkan kekhawatiran akan wabah.

Masalah negara lainnya, 21 orang tewas akibat banjir bandang bulan ini, dengan jalan-jalan Aden terendam dan rumah-rumah hancur.

UEA, seperti halnya STC, memiliki kebijakan nol toleransi terhadap Ikhwanul Muslimin dan partai Al-Islah yang dipengaruhi Ikhwanul Yaman, yang memiliki perwakilan dalam pemerintahan yang diakui secara internasional.

Agustus lalu, bentrokan mematikan meletus antara pemerintah dan pasukan STC yang merebut kendali Aden.

Sekaligus menggulingkan pasukan serikat yang telah mendirikan pangkalan di sana ketika Presiden Abedrabbo Mansour Hadi melarikan diri dari ibukota yang dikuasai Houthi, Sanaa pada Februari 2015.

Perselisihan untuk mengontrol selatan yang terbuka antara mitra koalisi - Arab Saudi, yang mendukung pemerintah, dan Uni Emirat Arab, pendukung dan penyandang dana STC.

Perjanjian Riyadh disambut sebagai upaya mencegah perpecahan total Yaman, dan dipuji sebagai batu loncatan menuju mengakhiri konflik yang lebih luas di Yaman.

Namun keretakan segera muncul, dengan keluhan kekurangan makanan di selatan, penurunan tajam mata uang, dan kurangnya dana untuk membayar gaji pegawai.

Pada Minggu (26/4/2020), STC mengatakan telah terjadi kemunduran layanan publik, akibat hujan deras yang menyebabkan orang-orang di Aden sangat menderita.

“Pemerintah akan menggunakan kekuatannya sebagai senjata untuk membawa orang selatan berlutut," katanya.

Sementara pemerintah dan STC secara teknis bersekutu dalam perang melawan Houthi, para separatis meyakini selatan harus menjadi negara merdeka, seperti sebelum unifikasi pada 1990.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved