Breaking News

Berita Pidie

Selama Puasa Produksi Sampah di Pidie Capai 10 Ton per Hari, Ini Penyebabnya

"Tingginya volume sampah hingga 10 ton ini berasal dari sampah rumah tangga yaitu dari sampah aneka penganan berbuka puasa," ujarnya.

Penulis: Idris Ismail | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL
Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pidie mengangkut sampah di pusat pasar Kota Beureuneun, Kecamatan Mutiara Pidie, Rabu (29/4/2020). SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL 

"Tingginya volume sampah hingga 10 ton ini berasal dari sampah rumah tangga yaitu dari sampah aneka penganan berbuka puasa," ujarnya.

Laporan Idris Ismail I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Hingga hari keenam berlangsungnya bulan suci Ramadhan 1441 H lonjakan produksi sampah pada setiap harinya lebih tinggi yaitu 10 ton.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pidie, Safrizal SSTP MEc Dev kepada Serambinews.com, Rabu (29/4/2020) mengatakan, berdasarkan hasil pendataan pihak dari 12 kecamatan di Pidie.

Tercatat pertumbuhan volume sampah dalam setiap hari mencapai 10 ton.

"Tingginya volume sampah hingga 10 ton ini berasal dari sampah rumah tangga yaitu dari sampah aneka penganan berbuka puasa," ujarnya.

Dari jumlah angka 10 ton tingkat pertumbuhan sampah ini berasal dari dua sumber.

Pertama dari layanan rutin dan non layanan yaitu para pedagang penganan yang muncul secara musiman (penjual penganan berbuka puasa).

Terutama sampah penjual air tebu serta buah kelapa serta aneka jenis makanan lainnya.

Investasi Aceh Naik 371 Persen? Lagee Meukat Mie Lam Eumpang

Balitbankes Aceh Periksa 30 Sampel Swab Corona, Begini Hasilnya

VIDEO - Viral 3 Remaja Balapan Liar Menangis Usai Diciduk di Ulee Lheue

Menurut dia, sebagai sampel salah satu kecamatan pusat ibu kota kabupaten yaitu Kota Sigli.

Daerah ini dengan hasil produksi sampah setiap hari selama puasa memiliki pertumbuhan pertambahan sampah hingga 2,5 ton.

Demikian juga dengan pusat kota Beureunuen, Kecamatan Mutiara serta beberapa kecamatan lainnya.

Menyahuti persolan tingginya petumbuhan sampah pihak DLH Pidie meminta agar segenap masyarakat untuk menekan melimpahnya produksi sampah.

Caranya dengan menggantikan kantong berbelanja yang telah dipersiapkan dari kediaman masing-masing ketimbang dengan menggunakan kantong kresek.

"Tentunya ini membutuhkan kesadaran besar dari masyarakat demi menekan lonjakan produksi sampah yang menyebabkan lingkungan menjadi terganggu,"jelasnya.

Disingung soal jasa pembayaran restribusi, Safrizal menjelaskan bahwa pihak DLH masih menetapkan tarif Wajib Restribusi (WR) bagi sampah keluarga dengan tarif Rp 10.000 per bulan.

Lalu untuk rumah toko Rp 15.000 perbulan. "Sedangkan Bagi swalayan biaya Rp 50.000 per bulan," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved