Ramadhan 1441 Hijriah

Sering Konsumsi Kolak Saat Berbuka Punya Risiko, Ganti Hidangan Manis dengan Minuman Ini

Dokter Samuel mengatakan bahwa kolak kurang baik dikonsumsi sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa.

Editor: Mursal Ismail
KOMPAS.COM/WARDAH FAJRI
Menu takjil di Ramadhan Iftar Buffet Gourmet Kemang.(KOMPAS.COM/WARDAH FAJRI) 

Dokter Samuel mengatakan bahwa kolak kurang baik dikonsumsi sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa.

SERAMBINEWS.COM – Makanan yang manis-manis memang akan sangat menyegarkan jika dikonsumsi ketika berbuka puasa.

Seperti takjil jenis kolak yang menjadi khas nusantara di setiap bulan puasa.

Namun perlu diketahui, sering mengonsumsi kolak ketika berbuka ternyata memiliki risiko dan bahaya lho.

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (30/4/2020), Dokter Spesialis Gizi dari Klinik MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, DR dr. Samuel Oetoro, MS SpGK (K) setelah dikonfirmasi oleh Reporter Nur Rahmi Aida memberi penjelasan mengenai hidangan kolak.

Dokter Samuel mengatakan bahwa kolak kurang baik dikonsumsi sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa.

Panglima TNI Mutasi 16 Perwira Tinggi TNI AD, TNI AL dan TNI AU, Berikut Lengkap Daftarnya 

Konsumsi kolak dapat mempercepat naiknya gula darah.

Dengan meningkatnya gula darah, maka hormon insulin akan dirangsang terus menerus sehingga akan beresiko membuat seseorang mudah terkena diabetes.

Selain mengandung gula, dalam kolak juga mengandung santan yang kurang baik jika dikonsumsi saat berbuka maupun sahur.

Dilansir dari tribunnews.com dalam sebuah artikel yang telah tayang pada tahun 2015, Konsultan dan ahli Gizi My Meal Catering Semarang, Rahma Asfiyatul juga pernah menjelaskan mengenai makanan bersantan.

Dijelaskan, konsumsi makanan bersantan secara berlebihan dapat meningkatkan kolestrol jahat (LDL).

Apakah Shalat Pakai Masker Termasuk Bid’ah? Tonton dan Baca Penjelasan Buya Yahya

Selain itu, di dalam santan juga terkandung lemak tak jenuh yang dapat memicu naiknya asam lambung.

Terlebih jika kondisi makanan mengandung santan yang kental.

Lambung akan sulit mencerna makanan itu.

Sehingga dapat menyebabkan gejala maag yang berkepanjangan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved