Donald Trump Ultimatum Arab Saudi, Minta Pangkas Produksi Minyak, Atau AS Tarik Dukungan Militer

Trump menyampaikan pesan pada Putra Mahkota 10 hari sebelum pengumuman pengurangan produksi.

Editor: Faisal Zamzami
Researchgate
Donald Trump 

Namun rentannya pertahanan Arab Saudi terungkap akhir tahun lalu, dalam serangan 18 drones dan 3 rudal pada kilang minyak utama Saudi.

Washington menyalahkan Iran terkait serangan ini, tapi Teheran membantahnya.

Polemik produksi minyak

Pada 12 April, di bawah tekanan dari Trump, negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia di luar AS menyetujui pengurangan produksi terbesar yang pernah dinegosiasikan.

OPEC, Rusia, dan produsen sekutu lainnya memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari, atau sekitar 10 persen dari output global.

Setengah dari volume itu berasal dari pemotongan masing-masing 2,5 juta barel per hari oleh Arab Saudi dan Rusia, yang anggarannya bergantung pada pendapatan tinggi dari minyak dan gas.

Meski ada kesepakatan untuk memotong sepersepuluh produksi global, harga minyak terus turun ke posisi terendah dalam sejarah.

Harga minyak berjangka AS anjlok di bawah nol dollar pekan lalu, karena penjual membayar pembeli untuk menghindari ketiadaan tempat menyimpan dalam pengiriman minyak.

 Trump awalnya tidak mempermasalahkan harga minyak yang lebih rendah, mengatakan harga bensin murah mirip dengan pemotongan pajak untuk pengemudi.

Namun itu berubah setelah Arab Saudi pada pertengahan Maret mengumumkan akan memompa rekor 12,3 juta barel per hari, yang melepas perang harga dengan Rusia.

Peningkatan pasokan ini datang ketika negara-negara menerapkan aturan untuk tetap di rumah, yang berdampak pada penurunan drastis permintaan bahan bakar.

Perusahaan-perusahaan minyak AS pun akan terpukul keras dalam jatuhnya harga minyak mentah, yang membuat para senator geram.

Sebanyak 13 senator dari Partai Republik mengirim surat ke Putra Mahkota Mohammed bin Salman, mengingatkannya tentang ketergantungan strategis Arab Saudi pada Washington.

Kelompok itu juga mendesak Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross untuk menyelidiki apakah Arab Saudi dan Rusia melanggar hukum perdagangan internasional, lewat cara membanjiri pasar AS dengan minyak.

Prospek kehilangan dukungan militer AS membuat keluarga kerajaan "berlutut" dan tunduk pada tuntutan Trump, kata seorang diplomat Timur Tengah kepada Reuters.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved