Ramadhan 1441 H
Meraih Lailatul Qadhar, Keistimewaan 10 Hari Terakhir Ramadan, Rasulullah SAW Lakukan Amalan Ini
Keistimewaan sepuluh hari akhir Ramadhan itu ditunjukkan Rasulullah Saw melalui ibadah-ibadahnya.
Keistimewaan sepuluh hari akhir Ramadhan itu ditunjukkan Rasulullah Saw melalui ibadah-ibadahnya.
SERAMBINEWS.COM - Kapankah Lailatul Qadhar?
Kita akan memasuki puasa Ramadhan di penghujung bulan.
Jangan lewatkan sepuluh akhir Ramadan karena sesungguhnya ada kesitimewaan.
Saking istimewanya, Rasulullah Saw memperbanyak ibadahnya dan menyedikitkan tidur.
Ramadhan merupakan bulan terbaik dari bulan-bulan lainnya, pada bulan itu pahala dan ampunan Allah Swt bertebaran menaungi hamba-Nya yang memintanya.
Keutamaannya bertambah lagi pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, karena di antara sepuluh hari tersebut ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, yakni malam lailatul qadar.
Dikutip dari artikel Harakah.id berjudul Amalan Rasulullah Saw Ketika Memasuki Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan
Keistimewaan sepuluh hari akhir Ramadhan itu ditunjukkan Rasulullah Saw melalui ibadah-ibadahnya.
Rasulullah semakin meningkatkan ibadahnya melebihi bulan-bulan lainnya.
• Ini Tanda-tanda Turunnya Malam Lailatul Qadar, Berikut Doa dan Amalan yang Dianjurkan
• PT Trans Continent Salurkan 2.000 Masker Kain ke Aceh
• Dinsos Bireuen Salurkan Sembako Bantuan Pemerintah Aceh, Ini Data Penerimanya
Sebagaimana yang dikatakan Aisyah Ra:
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Rasulullah Saw meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada (hari) lainnya (HR Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad)
Pada sepuluh akhir Ramadhan, Rasulullah Saw memperbanyak ibadahnya dan menyedikitkan tidur.
Bahkan beliau juga menjauhi istri-istrinya dan beritikaf di masjid. Beliau bersabda
“Barangsiapa yang hendak beri’tikaf denganku, hendaklah beri’tikaf di sepuluh terakhir (Ramadhan), sesungguhnya aku telah diperlihatkan malam itu (lailatul qadar) tapi kemudian aku dilupakan (dibuat lupa) (HR Bukhari).
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Dari Aisyah Ra berkata “Rasulullah Saw ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan beliau menghidupkan malam itu, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya. (HR Muslim)