Luar Negeri

Dari Pedang ke Pedal Sepeda: Atlet Anggar Olimpiade Jepang Jadi Pengantar Makanan

Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang ditunda karena virus Corona, atlet anggar papan atas Jepang Ryo Miyake berubah profesi.

Editor: M Nur Pakar
AFP / Philip FONG
Atlet anggar nasional Jepang, Ryo Miyake mendayung sepeda untuk mengantar makanan pesanan pelanggannya di Tokyo, Jepang. 

Penundaan Olimpiade yang belum pernah terjadi sebelumnya memukul Miyake dengan keras, saat prestasinya sedang naik.

Setelah absen di Olimpiade Rio 2016, Miyake berada di urutan 13 Kejuaraan Dunia tahun lalu tetapi pemain anggar Jepang itu beradadi peringkat tertinggi kompetisi.

Atlet anggar Jepang Ryo Miyake mengantarkan makanan di sekitar jalan berbukit di Tokyo
Atlet anggar Jepang Ryo Miyake mengantarkan makanan di sekitar jalan berbukit di Tokyo (AFP / Philip FONG)

Komite Olimpiade Internasional telah menetapkan tanggal baru untuk Olimpiade Tokyo pada 23 Juli 2021.

Tetapi tanpa vaksin yang tersedia untuk virus Corona yang telah membunuh hampir 300.000 di seluruh dunia, kompetisi olahraga masih tanda tanya.

Miyake mengatakan tim anggar Jepang mendengar tentang penundaan sehari setelah tiba di Amerika Serikat untuk salah satu acara kualifikasi Olimpiade terakhir.

Dengan buku hariannya yang tiba-tiba terbebas dari pelatihan dan kompetisi, ia berkata bulan April 2020 sangat menyiksa sebelum mengenai Uber.

"Olahraga dan budaya tak terhindarkan menjadi nomor dua ketika orang harus selamat dari krisis ini," katanya.

"Apakah Olimpiade benar-benar dibutuhkan di tempat pertama? Lalu untuk apa aku hidup jika bukan untuk olahraga? Itulah yang terus kupikirkan."

Namun, karier baru dan sementara mengantarkan makanan di Tokyo telah memberi pemain anggar itu dorongan baru untuk sukses.

"Tujuan paling cepat bagi saya adalah untuk dapat memulai pelatihan dengan lancar, begitu keadaan darurat ini dicabut,” katanya.

"Aku harus siap secara fisik dan finansial untuk saat ini. Itulah misi terbesarku sekarang."

Tetapi tidak semua atlet dapat mengatasi secara mental dengan selamat dari tahun "pra-Olimpiade" yang menegangkan..

"Rasanya seperti akhirnya mencapai akhir maraton 42 kilometer dan kemudian diberitahu bahwa kamu harus terus berjalan," ujarnya memberi tamsilan.

Sebagai seorang anak, Miyake mempraktikkan serangannya di setiap dinding rumahnya dan dia mengatakan hasratnya terhadap olahraga yang mendorongnya sekarang tetap hidup.

"Saya suka anggar. Saya bisa melakukan pertandingan dan bertanding di Olimpiade. Itulah satu-satunya alasan saya melakukan ini.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved